Minggu, 09 Juli 2017

Karena Kami Wanita Mu

Lini masa saya kali ini lagi rame banget, tentang bahasan "aturan berpakaian buat wanita di dalam stadion". Agak repot emang kalau urusan yang satu ini, karena bagaimanapun juga terjadi dua arah antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada benar atau salah kembali lagi ini soal menempatkan diri dan pengendalian diri. Sedikit sharing atau cerita tentang pengalaman saya sendiri. Saya ini tipikal cewek yang mandiri dan apa-apa biasanya ngurus sendiri dan senang melakukan sendiri. Tahun-tahun awal saya kenal PSS pun kalau nyetadion entah itu away atau home pun biasanya saya lakukan sendiri, banyak yang bilang nekat. Tapi pada saat itu saya berpikir positif bahwa dalam satu tribun itu kita semua keluarga, dan tidak akan ada keluarga yang menyakiti anggota keluarga sendiri. Tapi ternyata itu tidak sepenuhnya juga benar.
Awal saya nonton di Tribune kuning sendirian, saya dipepet sama maz-maz ketika disana, makin lama pertandingan berjalan makin rada berani godaannya, karena makin kesini kondisinya makin teler akibat alkohol. Sampe akhirnya saya harus kabur dan pindah tempat karena takut. Kondisi Pakaian saat itu? Jelas sesuai aturan, sopan dan pantas. Menggunakan Kaos, celana panjang gelap dan sepatu. Tidak ada pamer-pameran badan. Padahal saya ini mah tipe yang suka sekali pake baju yang agak buka-bukaan kalau kemana mana, bukan karena ingin pamer badan sih, tapi lebih karena suka risih orangnya. Gak betahan kalo pake yang panjang-panjang.  He he he...  abis itu "curhat" lah saya di blog pribadi dan tuiter.
Respon nya positif, tidak ada yang menyalahkan saya atau maz-maz tersebut, malah banyak yang menawari saya kalau mau nyetadion boleh bareng-bareng mereka. Biar ada yang jagain.. Sehingga akhirnya saya jadi banyak kenalan. Tapi sampe sekarang pun saya lebih sering sendiri ke stadion, bukan karena ndak mau gabung, tapi sering kali saya datengnya suka telat dan mepet karena urusan kerjaan.
 Nah itu dari maz-maz yang gak bisa menahan diri. Tapi saya juga punya pengalaman bagus dan bikin saya takjub kok pas di Tribun Kuning. Masih sama lah sebenernya tentang perlakuan pada wanita di tribun. Ketika moment saling rangkul ditribune. Maz-maz sebelah saya saat itu muka nya sangar, tatto nya banyak, kalau saya tipe yang suka menghakimi orang pasti takut dan ndak mau berada disebelahnya. Dan I am Right, untuk tidak menghakimi dari cara dia berpakaian. Pada saat moment semua harus berangkulan dengan sopannya dia bertanya kepada saya apakah saya keberatan kalau dia merangkul saya. Takjub saya,karena dia begitu sopannya memperlakukan saya. Tidak berhenti sampai disitu saja ketika dia melihat saya tidak begitu nyaman dengan orang yang  disebelah saya karena sepertinya lagi-lagi teler karena minuman keras, dia mengajak saya bertukar posisi dan menjaga saya. Padahal dia tak kenal siapa saya, dan sayapun tak tahu siapa dia. Tapi dia memperlakukan saya layak nya saudara perempuan dia. Penuh penghargaan dan rasa hormat.
So... salahnya dimana ketika "melecehkan" perempuan ini terjadi. Kesimpulan saya salahnya di pihak yang tak mampu mengendalikan diri. Kadang suka iri liat suporter cewek luar negeri yang kalau nonton bola cuma pake tanktop doang, dan ikut buka-buka an baju. Hahaha tapi balik lagi ke masalah kultural, bagaimanapun kita hidup di negara Timur. Pasti akan jadi tontonan jika menggunakan pakaian yang terlalu terbuka apalagi di stadion. Saya saja berani pake baju yang kebuka sana dan sini hanya kalau saya sedang berada di Bali. Karena hal itu sudah menjadi barang biasa disana. Mau cuma pake bra dan celana pendek saja tidak akan diliat dengan aneh disina. ndak gumun kalau bahasa jawannya (CMIIW karena saya ga terlalu pintar bahasa jawa) . Tapi Kalau dijogja gak berani saya mah pke baju yang biasa saya pake di Bali. Kebuka nya dikit aja  jangan banyak - banyak karena pasti nanti jadi tontonan dan saya gak suka jadi tontonan. Karena ketika saya memutuskan memakai apa, pertimbangan saya hanya kenyamanan saya, bukan agar saya dibilang seksi. Tapi jika yang saya pakai membuat saya nyaman namun lingkungan saya tidak nyaman ngelihatnya dan akhirnya saya menjadi risih karena jadi tontonan, ya ndak saya pakai. Karena sekali lagi saya tidak suka jadi tontonan. 
So Balik lagi ke masalah tata pakaian ke stadion, benar memang wanita boleh memakai apapun yang mereka mau ke stadion, tapi harus diingat juga bahwa para lelaki yang ada di stadion ini juga bukan orang suci yang pengendalian dirinya luar biasa. Jadi ketimbang memancing lebih baik cari aman buat para wanita. Pakailah pakaian yang sopan dan ndak buka buka an. Celana Panjang, baju kaos yang tidak terlalu ketat dan terbuka, jangan lupa sepatu. Sedangkan untuk para lelaki mbok inget sama-sama " no leader just together " bahwa dalam tribun itu kita saudara. Dan saudara itu harus saling menjaga, bukan saling merendahkan atau menyakiti. Anggap kami ini wanita kesayangan mu, kamu ndak mau toh kalau wanita kesayangan mu direndahkan orang lain. 

Jumat, 12 Mei 2017

Dear My Lucifer

Minggu ini, minggu paling Chaos dalam hidupku…. Too Much Pressure .. too much pain… and too much tears.  Dan dalam hitungan detik, aku memutuskan mengunjungi mu … my the one and only LUCIFER , kesayangan aku… Kamu memang panggilan jiwa banget buat aku, ketika resah aku memang butuh sekedar mengunjungi kamu. Kadang dalam sepi malam ku, sering kali berandai jika kamu tidak meninggalkan aku sendirian, hidupku tidak akan seperti ini. Serumit ini, sekusut ini.  Tapi yah mau bagaimana kamu kesayangan TUHAN banget sih. Mana boleh main jauh-jauh dan kelamaan, harus cepat pulang ke Rumah Nya … SEGERA.

Sudah berapa Tahun yah Luc, kita ndak ketemuan,  bersentuhan secara “fisik”. Bukan salah kamu sih, akuh nya yang kelewat pengecut… Takut menghadapi kenyataan bahwa kita sudah didunia yang berbeda. Akuh memang sepenakut ini sih luc menerima kenyataan, but I need to be closed to you. And then here I am… di Jalan Pulang menuju mu. Dan kamu pasti ngomel-ngomel dari ujung sana yah. Atas kenekatan yang akuh lakukan…. Tapi harus begini sih Luc, akuh butuh kamu… Sangat… di dalam pesawat.. jangan Tanya deh akuh masih tak habis pikir sampe sekarang, kenapa bisa-bisanya akuh mengambil keputusan mendadak seperti ini…. Dalam hitungan detik memutuskan PULANG ke kamu. Dan yah kamu bener-bener nyambut akuh dateng yah…. Begitu sampe, hujan rintik ditengah mentari… kamu selalu tau yang akuh butuh… damai serasa kamu disana…  Ah Luc, terima kasih….
Jangan Tanya betapa kaget nya itu Your Others Half ketika aku bilang akuh otewe ke sana… Dan reaksi nya persis seperti yang akuh bayangkan … ngomel dan marah-marah… lucky me dia memang lagi di Makassar bukan di Manado.  Reaksi Mama dan Papa? Marah karena mereka sedang di Manado. Dan minta aku ke manado.

Maaf atas kepengecutan ku ya luc, setelah 8 Tahun baru berani kembali lagi ke sini. Mengunjungi kamu… tapi kamu harus bangga loh sama akuh… kali ini tanpa pingsan dan air mata yang berlebihan. Tetep nangis sih akuh, tapi gak sampe histeris kok… kamu kan tau akuh cengeng kalau menyangkut kamu…. Dan terima kasih untuk selalu menerima ku kembali… bukan hanya kamu… tapi juga keluarga mu yang selalu dan selalu menganggap aku adalah bagian dari mereka… Sayang nya akuh gak bisa lama-lama disini luc… akuh takut betah dan tidak mau kembali ke alam nyata…. Hahaha… anyway kamar mu masih dibiarin mama seperti apa ada nya loh…  Serasa masih ada kamu… disini…  Eyang juga masih sehat-sehat saja nih… Terima Kasih Ya Luc untuk selalu menjaga akuh dari apapun itu… terima kasih bersabar menunggu keberanian ku mengunjungi mu…dan terima kasih menenangkan badai yang sedang aku alami.... 


Jika Cinta tentang Raga dan Bahasa…
Seharusnya sudah lama aku hilang rasa …..
Karena Sudah Lama, jangankan menyentuh berbicara saja tidak pernah 
Tapi nyatanya, semua sama… debar-debar nya sama...
Tidak berubah, aku bahkan masih mampu mendengarkan lagu yang selalu engkau senandungkan…
Dan yah, aku yang lupa bahwa kamu selalu ada..... aku cukup memejamkan mata .....
Dan kamu disana... dengan senyum mu yang biasanya .... 
Menguatkan apa yang sedang aku bimbangkan, meredakan apa yang sedang berkecamuk…

Kamu adalah Hujan yang selalu aku rindukan dalam gelisah… menetramkan… selalu dan menyamankan… Lucifer kesayanganku … pacar abadi ku Bima Shakti Arya Prasteyahadi

NOW I CAN SMILE WITHOUT YOU BUT STILL LOVE YOU AS ALWAYS ANYWAY 
SEE YOU WHEN YOU SEE ME... coz i just can feel you... but you can always see me.. and as I promise, i would be happy ... 

Senin, 08 Mei 2017

Karena Hati tidak berteman dengan logika

Bagaimana mungkin, sebuah pesan pendek memporak porandakan apa yang aku coba tata selama nyaris 2 minggu. Singkat , tidak banyak basa basi " Aku Butuh Kamu, Rindu " dan the magic words tidak lupa "PLEASE". Aku harus bagaimana, kenapa kamu malah membawa kebenaran ke depan muka mu, menghancurkan semua kepura-puraan yang coba aku bangun selama 2 minggu. Dengan mengatakan kepada diri sendiri,  bahwa aku bahagia dengan apa yang sudah aku putuskan. Mencoba secara perlahan memasukkan logika ke dalam hati, bahwa cukuplah bagiku,  dengan mendoakan yang terbaik untuk mu dan kamu akan berbahagia dengan orang selain aku.  Dalam kehidupan kali ini tidak akan pernah ada kita dalam cerita kamu dan aku. Bahwa pada akhirnya kita berdua akan baik-baik saja, dengan saling berjauhan. Dan itu adalah keputusan terbaik untuk kita berdua. 

Cukup dengan empat kata, membuat sesak yang selama ini pura pura tidak aku rasakan membuncah kepermukaan, tapi bahkan dengan begitupun aku tetap tidak mampu untuk menangisi. Karena ini terlalu menyakitkan.....terlampau sedih sehingga bahkan air mata menolak untuk keluar. Sadarkah kamu, setiap kali kita berinteraksi aku merasakan kesepian yang teramat sangat. Kamu menyadarkan aku betapa sepinya aku, berjauhan dengan mu... membentengi diri dari keinginan untuk menyentuh mu... Aku mengusahakan semua yang aku mampu untuk menjauhkan kamu dari aku... tapi empat kata itu menghancurkan semua. Kemunculan mu secara tiba-tiba meruntuhkan semua yang aku perjuangkan dalam 2 minggu ini. 

Rindu?? Aku sedang mengusahakan untuk membuang semua perasaan itu, Karena Rindu ini tidak akan pernah ada titik temu. Karena ketika kita bertemu, aku tidak tau apakah aku mampu untuk melepaskan mu. Kenyamanan berada disekitar mu itu menyakitkan... ketika mengingat ini hanya sementara.... Karena pada akhirnya kita harus mengaku kalah bahwa kau bukan tercipta untukku...... banyak hati yang harus kita jaga... ada kehormatan yang harus kita lindungi..... dan apa yang kita rasakan tidak lah cukup untuk ditukar dengan duka mereka. 

Dalam masing-masing hati, kita saling memahami,  aku mencintai mu dengan segenap yang ada.... dan aku tau kamu pun begitu.... kita saling mengenal nyaris seumur hidup.... namun segala kenangan yang kita buat nyaris seumur hidup itu, tidak mampu mengalahkan 5 bulan terakhir ini,  yang membuat aku terbelenggu dalam kepura-puraan..... berpura pura bahwa aku tidak mencintai mu... berpura pura aku merelakanmu.... 

Aku harus bagaimana,...... kamu selalu menempatkan aku dalam posisi seperti ini..... kenapa kamu kembali menyadarkan hati bahwa aku merindukan mu. Sangat......... dan betapa sepi nya hari-hari ku selama ini..... 

Hati jarang sekali mau berteman dengan logika.... Aku sedang mengusahakan setidaknya Hati mau mendengarkan sedikit logika agar tidak terlalu gila. Tapi cukup dengan melihat mu, menghancurkan semuanya.......... menyadarkan bahwa aku seorang pembohong yang payah.,.... dan yah aku mencintaimu.... 

Rabu, 29 Oktober 2014

Sebuah Nama Sebuah Cerita dan SATU CINTA

Sebelumnya sih, saya minta maaf  jika ada pihak pihak yang merasa saya alay lebay atau apapun lah. Harap maklum namanya juga perempuan menyek-menyek dan melow itu bisa ditolerir kan yah? Dan curhat itu sudah biasa yah... Kalau ada yang ndak sependapat jangan marah.. saya hanya curhat tanpa bermaksud apapun. Hufft bulan yang berat Oktober ini, penuh lika dan liku..Terutama bagi Sleman Fans... Jika ditanya apa kabarnya OKTOBER, saya yakin semua akan jawab LUAR BIASA.
                PSS SLEMAN sebuah nama yang dua tahun terakhir ini menjadi bagian dalam hidup saya Membuat saya melakukan hal hal yang diluar kebiasaan, dan jelas dalam standar saya menjadi luar biasa. Musim yang sangat lengkap menurut saya, setelah musim di belakang saya hanya menonton dari tribun merah atau biru, niat untuk ikut awaydays dan lain sebagainya.Musim ini semua terpenuhi, lengkap dengan bonusnya. Tapi bukan itu saja,  musim ini memberikan pengajaran sesuatu tentang cinta yang tak berbentuk... namun bisa dibuktikan dengan cara luar biasa. And I really thanxfull to my LORD bahwa, meski saya tidak dilahirkan di Wilayah Sleman, bahkan terpisah jauh di Ujung Barat Indonesia, namun saya di Takdirkan untuk jatuh cinta dengan PSS Sleman.

                Seorang teman berkata kepada saya U Can Change Ur Religion, ur politics, ur friends, but NEVER YOU CAN CHANGE UR FAVOURITE FOOTBALL CLUB. Bukan tanpa alasan tapi menurut pehamanan saya yang sederhana ketika kamu memilih suatu klub menjadi KEBANGGAAN mu, saat itu TUHAN MENENTUKAN TAKDIR mu memang disana. Sok tau? Yah biarkan saja, itu yang saya pahami sih. Kalau berbeda yah tidak apa-apa. Ketika kamu jatuh cinta, catat bukan suka yah... kamu tak akan pernah tau apa alasannya. Ambil contoh saat kamu jatuh cinta pada pasanganmu kamu akan bilang dia tampan, dia baik dll dsb.. saat alasan itu hilang mungkin kamu akan putus dan cari yang baru. WHO KNOWS... tapi sebuah club?? Pemain, manajemen, pelatih,  bisa berganti ganti tapi apa iya kamu akan “putus” dengan klub mu saat yang melatih bukan sosok idola mu, bukan pula pemain favorite mu? TIDAK KAN... itulah kenapa suporter dikatakan sebagai pewaris abadi... Tidak peduli dengan apa yang ada di belakang dada, yg paling penting adalah LAMBANG DIDADA...
 Ok back to bulan ujian iman SLEMAN FANS.. tentu semua ingat saat salah satu keluarga melakukan kehilafan dan PSS Menanggung hukumannya hingga harus menjalani partai usiran. Sleman Fans tau, berapa kehilangan yang di derita oleh klub.. Tinggal diam kah? Tidak ... penggalangan dana dengan membeli tiket tanpa pertandingan. Saya hanya newbie untuk soal kecintaan kepada klub kesayangan.. Tapi apa yg dilakukan para Sleman FANS ini pertama saya dengar di sepakbola INDONESIA (CMIIW) ... Saat beberapa tim di indonesia sibuk mengkampanyekan No Ticket No Game... Sleman Fans sudah melakukan terobosan luar biasa.. Slogan mungkin bisa di ganti dengan WITH TICKET WITHOUT  A GAME ... Dan sekali lagi saya berterima kasih kepada Tuhan menjadi bagian dari itu.
                Belum habis bulan OKTOBER, lagi lagi ujian itu datang.. Yah skandal yang membuat PSS dan juga PSIS menjadi bulan-bulanan dan bullyan dimana mana. Banjir kencaman, banjir hinaan dll dsb... Banyak yang menyayangkan kenapa harus seperti itu, bahkan banyak juga bagian dari Sleman Fans yang terbawa arus... Saya pribadi Kecewa? JELAS... Malu? Sudah Pasti... Tapi mau apalagi sudah kejadian.. dan ini keluarga saya, tak mungkin saya tak membela saat ada yg menghina.. meskipun saya tau yang dilakukan itu salah. Saat PSS dibawa ke Komdis demi Tuhan saya malah berdoa tidak apa-apa di diskualifikasi.. karena saya tidak ingin orang memandang PSS lebih buruk lagi. Mereka tidak pernah tau perjuangan yang dilakukan, baik pemain atau sleman fans. Seperti pepatah kuno yang bilang Hal buruk lebih cepat menyebar dibanding hal baik.  Yah jika tidak di kenakan sanksi seperti itu akan banyak yg berpikir bahwa PSS memang “bermain” kotor. Mana mereka tau berapa kali PSS kena kerjai. Mungkin pada saat itu benar mereka tidak “fair play”  namun pasti ada sebab dan juga ada akibat. Namun apa iya komdis federasi tertinggi negeri ini mau mengusut sampai ke akar permasalahannya. Dan PSS yang hanya "kena getahnya" tidak dihukum seberat itu, namun sang dalang yang memakan nangkanya lah yang di hukum... Entahlah saya sendiri tidak yakin.... Tapi yah semoga masih ada keajaiban dan bisa membuat hal itu menjadi kenyataan.

 Jangan ditanya bagaimana perasaaan saya saat kasus ini jadi trending di media manapun, tidak bisa tidur nyaris sampai sekarang... Sedih iya, kesal iya... Bukan pada PSS, namun pada yang dengan sok suci mengatakan ELJA begini lah, ELJA begitu lah... Hujan sehari, menghapus kemarau satu tahun... nila setitik rusak susu sebelanga... Yah yang kalian yang tidak mengawal ELJA dari awal musim hanya melihat HUJAN dan NILA nya ... tapi kami yang berjuang bersama tau perjuangan mereka... Namun nyatanya meminjam posting dari CSS bahwa dukungan suporter fanatik dan pemain memadai belum lah sanggup menembus dinding tak kasat mata untuk melangkah ke babak 4 Besar. Cinta yang kami titipkan kepada para punggawa ELJA tidak cukup menguatkan langkah mereka, dipaksa berhenti.
                Putusan keluar, PSS dan PSIS diskualifikasi, turun ke Kasta ke LIGA NUSANTARA. Reaksi beragam yang saya liat. Tapi fokus saya jelas ke teman-teman Sleman Fans.. Jangan ditanya... malam itu TL Twitter saya status pada melow... Sampai nyaris jam 5 subuh masih pada galau bin sedih.. Wajar sih kalau saya rasa, saya malah nangis semalaman... Bukan karena turun kasta atau diskualifikasi tapi karena saya tau, kenapa kehilangan kepercayaan pada Tangan yang jauh jauh lebih kuat... Karena beberapa kali musim ini Tuhan mengawal ELJA dengan baiknya... Menjaga dengan baiknya hingga diserang berapa kali saja masih bisa lolos... Tapi sekali lagi saya berada di LUAR KOTAK.. dan jelas saya bisa berucap seperti itu karena saya dapat melihat dengan jernih. Tapi jika dalam sudut pandang manajemen ELJA yg berada di dalam kotak mungkin semua terasa membentur dan buntu. Sudah terjadi, nasi sudah jadi bubur.. Jangan menyesali namun mari sama – sama berbenah. Saya mungkin fans baru yang tidak mengikuti sejarah panjang TIM INI dari awal, tapi ketika kamu jatuh cinta, maka ukurannya bukan seberapa cepat kamu jatuh cinta namun seberapa lama kamu mampu bertahan menjaga.
                Jatuh Cinta pada sebuah Club, itu semua diluar nalar dan logika ... Kita mencintai sesuatu yang abstrak. Banyak yang bilang Liga Nusantara lebih mirip pertandingan antar kampung dll dsb.... Saya sendiri tidak tau kebenarannya seperti apa, karena saya bukan ahli sepak bola indonesia. Dalam hidup,  bunda saya mengajarkan setiap hal terjadi karena sesuatu alasan, bahkan dari yang terburuk akan selalu ada pengajaran positif yang dititipkan TUHAN. Jika kita mampu melihat hal positif, maka kita akan bisa maju dan melangkah ke depan insyaallah menjadi lebih baik. Namun jika tidak, maka selamanya kita akan berada disana sana aja... meratapi... menyesali...
                Ujian yang berat... kali ini ELJA harus memulai semua dari awal, belajar berjalan sebelum terbang tinggi... Manajemen dan Pungawa adalah satu sayap... sedangkan kita para suporter adalah sayap yang lainnya. Dibutuhkan dua sayap agar bisa terbang.. Tanya pada hati masing-masing para Sleman Fans.. Apa alasanmu selama ini berdiri, bernyanyi, dan mengibarkan panji kebanggan dari batas pagar tribun? Karena PSS tim besar, karena PSS tim yang main di DU dan akan naik ke ISL.. karena stadionnya Megah.. karena pemainnya bagus.. karena ini, itu, dll,dsb... ATAU HANYA KARENA  ITU PSS SLEMAN, SEBUAH CLUB BERLAMBANG CANDI, TIDAK ADA YANG LAIN. Tak peduli siapa yang datang dan pergi, dilapangan berumput standar internasional atau hanya lapangan berpasir... selama disana.. didada mereka ada lambang candi kebanggan maka cinta dan dukungan akan ada buat mereka.  Hanya itu tugas suporter... dan bagi mereka dimana kami menitipkan rasa cinta dan kebanggan ini... saya yakin, kalian tidak akan lagi membuat kami terluka...
                Saat kami para suporter melakukan hal yang merugikan kalian, kalian selalu dan selalu memberi maaf dan pengertian pada kami. Dan kali ini, kami akan memaafkan dan mencoba mengerti kesalahan kalian. Semoga lain kali.. jika kalian lupa bahwa CINTA KAMI BEGITU BESAR.. cukup lah PERCAYA BAHWA TUHAN BESERTA KALIAN.... LAKUKAN YANG TERBAIK, BIAR TUHAN MENYELESAIKAN DENGAN CARANYA... jika lain kali di masa yang akan datang... kalian bertemu dinding tak kasat mata........ Dan akhir-akhir ini playlist saya buat memperbaikki mood adalah lagu BRAVE dari SARA BAREILLES .... dan penggalan lirik favorit saya mungkin bisa kita renungkan sama sama
Everybody's been there, everybody's been stared down
By the enemy
Fallen for the fear and done some disappearing
Bow down to the mighty
Don't run, stop holding your tongue
Maybe there's a way out of the cage where you live
Maybe
one of these days you can let the light in
Show me how big your brave is
Say what you wanna say
And let the words fall out
Honestly
I wanna see you be brave

                PSS SLEMAN.. SEBUAH NAMA, RIBUAN CERITA, DAN SATU CINTA... TILL THE END OF TIME I AM SLEMAN.. YOU ALWAYS BE MY PRIDE AND PROUD TO BE PART OF YOU... 

Minggu, 05 Oktober 2014

Pengalaman Pertama selalu punya Cerita

Awaydays selalu punya cerita, nampaknya hal itu benar adanya. Sabtu kemarin adalah awaydays pertama dan cukup luar biasa menurut saya. Perjuangannya yang sebagian besar terjadi karena kebodohan saya sendiri. Hahahahaha..... Yah semua bermula pada saat saya masih di Bali tiba tiba mendapatkan notif dari teman saya di semarang, dia nge tag saya di path foto koran lokal semarang yang judul nya PSIS akan jamu PSS Sleman. Ditantangi away day sama dia, dan karena itu terjadi hari sabtu, saya rasa oke lah... Gak masalah karena memang Sabtu saya libur, dan saya sudah melewatkan 2 pertandingan kandangnya Super Elja dikarenakan urusan kerjaaan yang membuat saya harus berada di luar pulau jawa. Hitung hitung sebagai penebusan dosa kalau saya bilang sih karena sudah melewatkan pertandingan kandang nya Elja.
                Sehabis mengonfirmasi ke teman saya tersebut, kemudian saya memesan travel dan penginapan. Rencananya saya akan berangkat jum’at malam kemudian menginap beristirahat satu malam di Semarang kemudian Sabtu saya kembali ke Jogja. Saya sangat bersyukur karena doa awal musim, untuk dapat mengawal awayday nya Elja kesampean dan dikabulkan oleh Tuhan. Namun ternyata tidak semudah apa yang diharapkan. Kamis Malam saya baca berita di Fanpage PSS Sleman mengatakan bahwa panpel tetap belum mengijinkan untuk Sleman Fans Hadir, padahal sudah ada negosiasi yang dilakukan oleh perwakilan BCS, namun masih gagal. Sehabis baca itu saya BBM teman saya di Semarang dan menanyakan kepada beliau bagaimana baiknya jika seperti itu, karena saya pengen tetap hadir. Dia mengatakan bahwa tidak masalah asalkan saya hadir tanpa atribut. Tadinya sudah ingin membatalkan, apa iya saya bisa nonton tanpa berteriak teriak dan tanpa mengenakan atribut kebanggaan saya. Namun memikirkan bahwa kemungkinan besar pertengahan bulan nanti saya harus ke luar pulau lagi, dan lagi lagi melewatkan hadir di stadion mendukung Super Elja berlaga akhirnya ya sudah hadir tidak apa apa, lagian saya sudah terlanjur memesan travel dan penginapan. Sayapun mewanti wanti bahwa saya mau duduk di tribun netral, dan teman saya mengatakan aman, akan duduk di tribun C barat. Tapi apa mau dikata, manusia berencana Tuhan yang menentukan. Sampai jam 11 malam saya masih harus berkutat dengan pekerjaan. Travel hangus... penginapan juga hangus. Itu mengesalkan.. bingung nyari travel kemana, seorang teman mengatakan bisa reservasi online di travel joglosemar via sms. Thanx God masih ada seat yang tersedia, namun berangkat pukul 6 pagi. Cerita unik dari travel satu ini, kode booking dan nomor rekening dikirim, namun tidak ada nominal. Panik lagi saya.. bertanya sana sini harga travel ini berapa seorang teman mengatakan kurnag lebih 80.000 . akhirnya saya transfer ke sana.
                Dan lagi lagi saya harus menghadapi kendala karena kelalaian saya sendiri. Saya bangun kesiangan dan travel sudah berangkat. Saya sampai disana pukul setengah 7. Dan mau tidak mau harus membeli kembali tiket yang masih tersedia, dan Alhamdulillah ada seat kosong jam 10.00 WIB. Mau tidak mau akhirnya saya  tetap beli juga itu tiket. Dan berdoa semoga sampai semarang tepat waktu. Tepat pukul 13.00 sesuai jadwal. Tapi sekali lagi manusia berencana, Tuhan pemegang kuasa yang menentukan. Saya sampai ke Semarang pukul nyaris pukul setengah 3. Itupun salah lokasi turun, harusnya turun di jatingaleh saya malah sudah sampai di jalan pemuda yang ternayata jauh dari stadion jatidiri semarang (karena saya buta dengan semarang wkwkwk). Syukurnya teman saya berbaik hati nyamperin saya kesana. Tidak punya ide sama sekali kalau ternyata BCS hadir... saya baru tau mereka hadir saat pemanasan tiba tiba ada chant yang selalu bikin saya merinding.. dan saat saya bertanya ke Teman saya memangnya ada diizinkan hadirkah... teman saya bilang dia pun tidak tau... Ooooh damn, itu mengesalkan.. saya duduk di tribun yang salah. Walaupun dibilang netral tapi jelas yang duduk disana Fansnya PSIS. Dan ini murni kebodohan dan kelalaian saya. Biasanya saya rajin stalking twitter, facebook dan media media sosial lainnya untuk info tentang BCS atau PSS. Namun dikarenakan keriwehan urusan kerjaan kantor dan juga pemesanan tiket travel saya sampai melewatkan untuk sekedar stalking ke Fanpage PSS. Blunder Luar biasa, karena biasanya saya tipikal orang yang selalu melakukan segala sesuatu dengan terencana dan persiapan matang. Namun nampaknya kalau tentang ELJA saya selalu melanggar kebiasaan saya, tapi kalau sedang jatuh cinta dan tergila gila bukankah selalu seperti itu. Semua jadi Irasional. Dan Akhirnya disinilah saya terdampar... ditengah tengah sarang harimau. Dan itu tidak enak... Bagaimana saya harus menahan diri, bagaimana saya harus menahan mulut itu jangan ditanya... Sampai saya diketawain oleh teman teman saya,  karena tumben melakukan SILENZO STAMPA pas nonton bola. Istilah yang populer dikalangan interisti eranya mourinho. Yup melakukan aksi diam, dan itu Sesak Jendral....

Gol pertama dari PSIS semua tribun di tempat saya duduk berdiri kesenangan.. nampaknya Cuma saya yang misuh misuh.. tapi tetap tidak berani terlalu keras. Saat Adelmund akan melakukan free kick saya berdoa dalam hati.. C’mon adelmund please show me ur magic... and HE DID.... saat itu saya tidak bisa menahan diri dan mengepalkan tangan dan nyengir ke arah teman teman saya.

                Kejadian luar biasa adalah saat harus menahan diri saat abang herman batak menjadi bullyan satu stadion. Namun dengan ketengan luar biasa, sampai bapak depan saya berkata mentalitas pemain profesional ya harus seperti itu. Betapa bangga dan haru saya mendengar hal tersebut. Setelah caci maki yang saya dengar hampir sepanjang babak ke dua, masih ada juga yang bisa melihat hal positif. No comment tentang kinerja wasit, yang saya liat sore itu SUPER ELJA main LUAR BIASA TENANG dan SABAR secara TIM. Alur bola sangat enak di lihat... Yang lucu menjelang akhir pertandingan, setiap pemaen PSIS memegang bola, bapak dibelakang saya selalu ribut dengan kata kata yang sama, menggunakan bahasa jawa dan saya tidak paham artinya. Saat saya tanya artinya apa teman saya bilang kurang lebih “Jatuh aja, kalau gak jatuh kamu gak mungkin ngegolin” ... nyengir saya dengernya... But after ALL thanx God SUPER ELJA GOT 1 POINT. I CAN’T ASK MORE... that’s More Than ENOUGH....
                Peluit berakhir, seperti biasa para pemain melakukan salam penghormatan pada Sleman Fans yang mengawal laga. Lagu "BAGIMU SLEMAN" berkemundang.. dan kali ini saya bisa ikut... karena tribun C nyaris kosong... Maapkan tidak bisa lantang berteriak. Dan itu membuat teman saya berkomentar “apa selalu seperti itu”... Saya bilang... iyah selalu tiap akhir laga... Dan sebuah koment yang bikin saya berbunga bunga dia bilang “BCS APIK, NYANYI E BANTER, TUR SOPAN” kalau gak salah mengartikan itu artinya BCS bagus, nyanyinya lantang, dan Sopan. Ahhh menyenangkan sekali rasanya, dapat pujian seperti itu walau itu bukan buat saya. Bangga pada mereka tentu saja...
                Away day pertama saya benar benar banyak pembelajaran, tapi kalau tidak salah bagaimana saya bisa belajar. Notedself adalah mencari informasi itu penting kalau tidak ingin salah jurusan wkwkw. And in the End saya bersyukur Tuhan membuat saya jatuh cinta pada Super ELJA... karena seburuk apapun kondisi, saya tidak pernah mendengar kata kata tidak layak dijadikan CHANT, karena miris rasanya saat melihat anak anak kecil berteriak kata kata tidak pantas. Sampai bapak depan saya sempat berkomentar 'pulang pulang anakmu bakang blg a*u ke kamu'.... Cukup membuat saya geleng geleng kepala.  Yup in the End of day.. I SAY THANKFUL to MY LORD for GREATEST day... Sejak kenal PSS saya selalu melakukan hal diluar kebiasaan saya, ini adalah pengalaman pertama saya seumur hidup pergi tanpa persiapan matang. Bukan tipikal saya sekali melakukan hal seperti ini. Tapi tidak akan ada langkah selanjutnya jika tidak ada langkah pertama. But for next , saya tidak akan sesemberono ini lagi... Cukup satu kali ini saja nekat gak liat liatnya... Ketemu Rabu nanti Elja ... dan u have to get 3 point and flying high... 

Selasa, 16 September 2014

Nama Lain Dari Cinta Itu PSS Sleman

Rasanya sayang kalau tidak menuliskan ini untuk Malam Luar Biasa kemarin. Hari yang Jelas Komplit semalam... Tentang Cinta tak Terbatas untuk kesayangan yang luar biasa. Hari istimewa kalau saya bilang. Mengawal Elja saat laga kandang is must kalau bagi saya selagi saya bisa.
Kemarin dimulai dari sebuah rutinitas kerjaan, yang mengharuskan saya ke Purworejo untuk masalah kerjaan, hati saya sudah kemat kemit saat jam 4 Sore saya masih terjebak kemacetan arus yang membuat saya belum sampai ke kota Jogja. Yah karena kemarin adalah laga kandang Elja. Seperti kebiasaan setiap laga kandang elja jika itu hari kerja saya pasti membawa baju ganti dan sepatu ganti. Dan langsung cuzz menuju ke stadion. Karena pernah satu kali menonton elja dengan menggunakan pakaian kerja bukan hal yang nyaman, dipandang aneh itu tidak enak. Yah kostum nya kelewat salah sih karena saya memakai heels yang tingginya 10 cm dengan dress terusan jelas kostum yang salah. Dan jelas saja bukan saja kena goda pada saat menyerahkan tiket, tapi juga diliatin bagai makhluk alien hahahahha... oke back to the track tentang cerita kemarin malam. Sampai kantor pukul nyaris setengah enam, membuat saya tergesa menyelesaikan laporan harian saya, ganti baju dikantor dan langsung ke MIS. Sepanjang jalan pun saya tak berhenti mengumpat karena lagi lagi terjebak arus macet. Benar benar perjuangan luar biasa untuk sekedar sampai stadion sore kemarin.
Kejadian yang bikin hati saya haru biru semalam adalah pada saat membeli tiket (okeh semua boleh bilang saya lebai tapi ini bikin mata saya berkaca-kaca). Pada saat saya membeli tiket, sebelah saya ada anak lelaki yang kalau saya taksir usianya mungkin sekitar 15 tahunan kurang lebih.  Yang menarik perhatian saya adalah dia membeli tiket dengan menggunakan uang recehan, benar benar recehan. Yang saya yakin dia kumpulkan dengan penuh perjuangan, entah dari sisihan uang jajan atau dari hasil kerjanya saya tidak tau. No ticket No Game , hati saya tiba tiba menghangat.... ini bukan sekedar slogan omong kosong. Tapi nyata terpatri dalam benak dan attitude ... Cuma bilang LUAR BIASA... terlihat sepele, tapi ini luar biasa menyentuh saya. BETAPA RASA CINTA ITU SELALU MENGHANGATKAN

Masuk di tribun Kuning, tempat duduk belum terlalu padat, masih lenggang karena masih kurang dari pukul tujuh. Dan kali inipun saya benar benar harus menggunakan sabar yang luar biasa.... Yah biasanya sih kalau datang sendirian tanpa teman laki laki saya pasti akan duduk di tribun merah atau biru. Tapi kali ini saya nekat di tribun kuning, karena rasanya saya tidak akan mungkin tahan untuk tidak berteriak-teriak (akumulasi kangen ama ELJA sih). Dan dengan bujuk rayu, akhirnya teman sayapun bersedia untuk di kuning. Dan itu pengalaman pertama saya menyeret teman perempuan saya di tribun kuning.

Saat tribun mulai padat, tiba-tiba ada beberapa laki laki minta ijin duduk disebelah saya (yang saya rasa tidak harus dilakukan), perasaan saya mulai agak tidak enak karena saya mencium bau alkohol. Cuma karena memang tribun sudah sangat padat saya tidak bisa kemana mana lagi. Jadi sambil berdoa di dalam hati agar semua baik baik saja sampai pertandingan selesai saya tetap disana. Perasaan takut, jelas... tapi dengan ketahanan mental yang saya akui LUAR BIASA saya tetap meladeni setiap pertanyaannya. Awalnya dia bertanya kepada saya, saya tidak bisa bahasa jawa yah (yang saya yakin saat teman-temannya ngomporin dia, saya tetap anteng saja), saya jawab tidak. Saya hanya bisa sepenggal sepenggal kata, bukan percakapaan. Yah saya bukan orang jogja asli hanya pendatang, teman teman saya pun memang banyak yang orang jawa, tapi kalau bercakap cakap dimana jika itu ada saya pasti akan berbahasa indonesia karena mereka malas mengulang saat saya nyeletu “artinya apa” XD. Yah mungkin terlihat aneh kali ya bukan orang Jawa dan Jogja tapi cinta PSS Sleman. Tapi Cinta itu tidak bisa pilih pilih ke mana dia berlabuh kan, hati saya jelas menemukan jangkarnya pada ELJA hingga berlabuh dan tak ingin kemana mana lagi (Lebaaaiii biarin dah). Dan selama pertandingan jelas saya tau dia mengintimidasi karena makin lama makin mepet ke arah saya berdiri. Mulai dengan godaan godaan khas playboy kabel.. lagi lagi saya harus memberi acungan jempol pada  diri saya sendiri karena saya masih cukup tenang padahal dalam hati jelas saya panik luar biasa. Kesalahan saya saat itu adalah bilang kalau saya datang berduan saja dengan teman saya yang perempuan. Tapi mau bagaimana lagi, sekeliling kami adalah pasangan pasangan semua.. :D. Turun minum saya sudah tau pasti bakal kena introgasi lagi saya, selama 45 Menit saya bisa berpura pura tak mendengar karena terus bernyanyi. Dari memaksa minta nomor telpon sampai alamat rumah. That’s so annoying, alasannya adalah biar bisa berangkat ke stadion bareng. Dan saya bilang saya terbiasa sendiri. Dan tetap dengan muka datar, padahal saya sudah takut luar biasa karena dia mulai colak colek... Thanx God sebelum lebih jauh pertandingan di Mulai.. dan itu membuat saya bisa berkamuflase, dan pura pura tidak mendengar. Dan saat ELJA akan mendapatkan penalti, tiba tiba dia bilang kalau ini gol saya akan dicium. Tuhan .... sumpah itu menakutkan, dan entah keberanian darimana akhirnya saya bilang “MAU MATI YA COBA SAJA”.. kemudian saya pindah tempat ke tempat dimana agak renggang, mendekati arah polisi mau tidak mau, karena saya benar benar takut (dan ini lagi lagi keputusan salah kemarin malam). Karena seperti yang kita tau, terjadi lemparan air aqua gelas yang di perparah dengan provokasi dari MC dan Bapak Bapak Polisi yang berkecak pinggang :P,  keluarlah senjata ampuh semburan gas air mata. Seolah keluar dari mulut buaya masuk kandang macan lapar.. hahahahaa...
Yup seumur umur sejak saya kenal PSS dan jatuh cinta serta mengawal ELJA berlaga baru kali ini kena gas air mata. Asli itu gak enak.. bahkan sampai pagi tenggorokan dan mata saya masih sakit rasanya. Saya bahkan sampe muntah karena sesak luar biasa... It’s so Crazy Night... But also Wonderfull Night. After all SUPER ELJA got Three Point... That's more than enough For me... 
Kapok ? Enggak... saya justru mengkategorikan kejadian semalam sebagai malam luar biasa.  Karena rasanya saya sudah terlanjur tergila gila pada ELJA. Mungkin noted buat mas mas yang nonton aja sih ini, ngebeer atau minum alkohol sih gak masalah.. asal tau batas diri sendiri alias jangan sampe mabok dan akhirnya buat kontrol diri lepas. It’s not Good even Cool. That’s Annoying.. kalau ndak biasa minum jangan minum... Ke stadion kan tujuannya buat mendukung SUPER ELJA, memberi semangadh dari batas pagar tribun.So minum sebelum pertandingan itu buat apa? Meniru ultras luar negeri? Mereka minum itu dengan tujuan menghangatkan badan... nah klo mas nya kedinginan, minum wedang jahe aja di angkringan. Anget dan sehat... Yah klo minum setelah pertandingan karena merayakan kemenangan itu sih ndak masalah.  Yang lainnya adalah, cobalah untuk mengingat slogan NO LEADER JUST TOGETHER, ambil dua kata terakhir, jelas bukan dibuat sambil ngigo itu slogan. Just Together... bersama sama , makna nya kita bersodara saat duduk dan berdiri dalam satu tribun. Maka Cobalah menghargai dan menghormati jangan melecehkan yang lain. Bukannya sesama sodara itu saling jaga? Tidak menyakiti apalagi merendahkan? 
Akhir cerita, sampai jumpa tanggal 20 Guys... Berikan yang terbaik buat ELJA. Dan kembali mengingatkan kita disana memberikan dukungan.  Terbang Tinggi ELJA... sapu bersih semuanya. 

Senin, 28 Juli 2014

Malaikat Untuk Lucifer

Huuuffffft....... aku menarik nafas panjang... menatap layar ponselku terdiam. Perang mulut yang terjadi antara aku dan bunda, akhirnya lagi lagi dimenangkan oleh bunda. Ketegasan suara bunda sudah tidak bisa terbantahkan dengan alasan apapun lagi.  Mau tidak mau aku harus pulang, pulang ke kota kecil yang sebenarnya selalu aku rindukan. Namun untuk tahun ini, untuk lebaran kali ini aku hindari... “Tuhan aku tidak ingin pulang, tidak sebelum dia sendiri yang menyampaikan itu padaku bukan orang lain” jeritku dalam hati. Bukan tentang luka, ini hanya sekedar harga diri dan gengsi... Aku sendiri tidak yakin apakah aku memang benar mencintai dia, atau hanya karena aku terpesona padanya.  Karena selama menjalin hubungan dengan dia, hati ini tidak ada debar debarnya. Detak jantungku berjalan normal, dan tidak pernah merasa panas dan dingin kalau berada di dekatnya. Bukankah harusnya seperti yang sering aku baca dinovel novel ataupun di komik romantis, hati akan berdebar debar saat kita jatuh cinta, detak jantung dan aliran darah berpacu lebih kencang. Sambil memeluk capi boneka kesayanganku, pikiran ku melayang ke masa empat tahun yang lalu.
“Bunda kenapa harus aku sih yang ngejagain orang tidak dikenal itu... emangnya dia siapa sih”protesku pada bunda saat di paksa ikut ke Rumah Sakit untuk menjenguk,  ralat menjaga si entah siapa. Bunda kemudian menghentikan langkahnya,”Ratna Dewi Mustika Muisman Areffa,  sudah bunda bilang bukan, dia itu tanggung jawab bapak sekarang” bunda menjawab dengan nada suara yang lebih terdengar seperti bisikkan namun ada penekanan yang jelas sudah tak bisa di tolerir dalam bentuk apapun. Yah saat bunda sudah menyebut namaku lengkap dengan margaku maka itu adalah tanda bahwa sudah saatnya aku diam, jika tidak ingin membuat suasana tambah panas. Bahkan dengan ngambek sampe guling guling pun gak akan bisa menggoyahkan keputusan sepihak dari bunda. Pelan pelan bunda membuka pintu kamar Anggrek No 212 itu, nomor yang bagus pikirku mirip dengan tatto nya wiro sableng. Saat masuk ke kamar tak ada seorangpun di kamar, hanya terdengar suara kran air yang menyala dari arah kamar mandi. Ah lagi mandi rupanya. Sekilas membaca name tag disisi tempat tidur “I Gusti Arya Yudistira Guntur Aji Nanda Pamungkas, 28 tahun” orang bali rupanya, dan namanya...  gilaa pikirku itu nama apa truk gandeng, panjang betul. Kasian banget ini orang kalau lagi UAN pikirku, orang sudah sampe ke soal nomor 10,  dia pasti masih sibuk melingkar lingkari namanya. Eeeh sebentar, pikirku panik 28 Tahun.. ini aku harus ngejagain om om kah... Reflek aku menoleh ke bunda, dan setengah histeris “wie kagak mau ngejagain om-om”  teriakku ke arah bunda.  Dan bertepatan dengan dibukanya pintu kamar mandi, diiringi dengan delikkan mata yg tak terbantahkan dari bunda ditambah sebuah cubitan, mampu membuatku menutup mulutku  diam. Dan menatap makhluk yg melintas dengan perlahan didepanku ini dengan infus ditangan kanannya, baju Rumah Sakit yang tidak dikancing dengan benar, rambut yang setengah basah, jauh dari tampang om om. Entah kenapa tiba tiba jadi kasian, dan kemudian secara tidak sadar tangan ku mengambil alih infus yang ada di tangannya, meletakkan pada gantungan infus dan mengawasinya duduk di tempat tidurnya.
“Nak nanda, ini dewi. Anak bunda yang kemarin bunda bilang. Untuk sementara sebelum mamanya nak nanda datang dia yang bertanggung jawab jagain nak nanda. Soalnya bunda akan keluar kota beberapa hari ini” sahut bunda tersenyum. Kemudian si makhluk yang mau tidak mau harus aku akui rupawan, tersenyum lemah dan menjawab “bunda tidak usah repot repot, kasian dewi harus ngerawat om om macam saya ini” sahutnya.  Hell ini makhluk dalam hati aku mengumpat, ngapain dia nyinggung nyinggung ini. Ngeliat ekspresi bunda di sisi lainnya akhirnya dengan nada suara kesal yang tak bisa di sembunyikan aku berucap “Sorry”.  Kurang lebih hampir 3 Hari aku jadi penjaga si cowok bali ini, tidak banyak kesulitan sebenarnya karena orangnya termasuk dalam kategori pasien anteng, tidak rewel sama sekali. Dibilang menjaga karena pada prinsipnya aku cuma sekedar nungguin saja, doing nothing hanya sekedar mengawasi. Yah kecuali hari pertama, karena kelalaianku infusnya jadi naik dan tangannya bengkak dan harus dipindah ke sebelahnya. Mau tidak mau akhirnya aku jadi pengganti tangannya. Melayani segala kebutuhannya kecuali mandi tentu saja. Hari ke Empat di RS akhirnya mamanya datang juga dan semua tugas diambil alih. Dua bulan kemudian, aku dan dia  sudah berstatus sebagai kekasih.  Meski tidak ada debar debar semacam di film film, pada dasarnya aku memang cewek yang setia. Di usia yang seharusnya masih labil, dengan pacar yang sering kali ketemu hanya sebulan sekali masa SMA aku lalui dengan mulus tanpa gangguan hati sama sekali. Setia dengannya yang terpaut usia nyaris dua kali lipat usia ku. Yah sampai akhirnya tiga tahun tanpa emosi dan pertengkaran, tahun ketiga sebelum aku memutuskan menuntut ilmu ke Jogja aku akhirnya melihat emosinya meledak. Dia tidak setuju aku kuliah di Jogja, dia inginnya kita segera menikah. Dan aku bisa kuliah dekat dekat saja, jangan terlalu jauh dari jangkauannya. Tapi jelas aku menolak mentah mentah, setelah rayuan pulau kelapa yang aku lakukan pada orang tua ku dan seribu janji bahwa anak tercintanya ini akan baik baik saja di kota yang teristimewa dan dengan berat hati akhirnya izin diturunkan, dengan PEDE nya dia melarangku ke Jogja.. Hell No bathin ku. Dan dengan kemarahannya terbang sudah aku ke Jogja.
Selama di Jogja, status hubunganku dan dia tidak jelas. Dibilang pacar, tapi dia memperlakukan aku tidak ada, tak sekalipun ada usahanya untuk menghubungiku. Bahkan pada saat ulang tahunku sekalipun. Sampai kira kira 3 hari sebelum perang mulut yang kulakukan pada bunda aku mendapat kabar bahwa dia sudah melakukan pernikahan di Bali. Dan tepat H plus tiga lebaran akan ada resepsi di kota kecil itu. Tanpa ada kata putus antara aku dan dia, tiba tiba dia sudah menjadi suami orang. Sedih? TIDAK karena seperti yang kubilang aku bahkan tidak yakin aku mencintainya atau tidak. Lebih ke arah Marah karena gengsi dan harga diri yang terluka. Dia tidak memberitahu ku sama sekali. Bahkan untuk sekedar basa basi... jadi mungkin seperti dia yang tidak memiliki arti terlalu penting dalam hidupku, kurasa dia menganggapku juga demikian.  Okeh I Gusti Arya Yudistira Guntur Aji Nanda Pamungkas, kamu salah kalau aku bakal nangis nangis di resepsi mu. Nope tidak akan... Aku kan buktikan itu padamu. Akupun segera beranjak mengemasi baju yang akan ku bawa ke kota tempat orang tua ku berada. Harus menghadiri resepsinya, tekadku bulat. 
“Pesawat SINGA Udara  dengan tujuan palembang akan mengalami keterlambatan dikarenakan cuaca buruk” bla bla bla bala. DAMN maki ku dalam hati.. ini bukan keterlambatan lagi namanya kalau diharuskan menunggu lebih dari 8 jam... Dan khas penerbangan Indonesia permintaan maaf, keterlambatan yang luar biasa itu hanya dibalas dengan bisa masuk ke Lounge Eksekutifnya mereka. Hell... pikirku. Sementara buku yang sengaja aku persiapkan untuk mengisi kebosanan pada masa transit sudah aku selesaikan. Benar benar menyebalkan pikirku sambil menghempaskan novel agatha christie ke muka ku, dan menarik nafas panjang.  Tiba tiba suara yang cukup bikin jantungku melompat karena nada suaranya yang serak menuju parau mengagetkanku. Dengan kesal aku menatap seseorang yang menganggu apa yang coba kuusahakan... TIDUR.  Menjawab pertanyaannya tentang apakah aku INTERNISTI... hell.  “Saya bukan INTERNISTI, saya INTERISTI dan saya tidak akan membiarkan apapun yang tidak saya sukai dan saya banggakan melekat di badan saya” jawabku sengit. Kemudian entah apa yang lucu si cowok berlesung pipi ini malah tertawa terbahak bahak dengan jawabanku. Tawa nya justru memancingku untuk melihat dan memperhatikan lelaki yang tanpa sopan santun tertawa dengan seenaknya,  secara seksama, dan dari nilai 10 cowok ini nyaris mendekati itu. Matanya tidak hitam namun menjurus ke biru gelap, alisnya rapi dan tebal, dengan hidung yang aku akui membuat aku iri, dan kedua lesung pipi yang saat tertawa benar benar sempurna mengawal bibir merahnya yang tipis. Bikin hati hati deg deg an dan jantung berlompatan tak menentu... Dari wajah turun ke Polo shirt Hitam yang dia gunakan, sempurna..... badannya terlihat cowok banget dengan Polo Shirt itu. Tapi sebentar, mataku berhenti pada dadanya, lambang di dadanya tepatnya, bukannya itu lambang yang bikin aku uring uringan akhir akhir ini. Yah di dadanya ada lambang JUVENTUS. Pantas saja ini cowok mau menegurku. Anak Juve ternyata. dan pasti hanya mau mengejek pikirku. Tawamu makin menjadi saat aku bilang “DASAR MERDA” kemudian kembali mengarahkan mataku ke novel yang jelas jelas sudah membosankan untuk aku baca. Namun entah manusia apa si cowok berlesung pipi itu, dengan pedenya dia malah mengulurkan tangannya dan menyebutkan namanya “ Bima, and what’s your name INTERNISTI?” Katanya dengan senyum yang aku bilang satu juta watt,meski terlihat dibuat buat, serta sorot mata geli.  Sambil menghela nafas dan menutup novel yang jelas tidak bisa menjadi teman untuk 8 jam kedepan. Dengan enggan akhirnya aku menerima uluran tangan nya, “dewi, i am not INTERNISTI.. i am INTERISTA” sahut ku sewot dan melotot padanya. Dan lagi lagi dia tertawa menghadapi kesewotanku, yang jujur saat itu bikin aku susah nafas liat tawanya karena dia terlihat sangat menawan saat tertawa. 
Yah waktu delapan jam, cukup membuat aku dan dia akhirnya menjadi dekat satu sama lain. Meski berbeda klub yang disuka, tapi sepakbola membuat kami lancar untuk menjalin obrolan satu sama lain. Meski baru bertemu, namun entah kenapa akhirnya aku malah curhat dengannya tentang hal yang bikin aku menarik nafas berkali kali. Bukan ingin menarik simpatinya atau apa, hanya saja saat bima  bilang kalau mau cerita, cerita saja. Apa yang bikin sesak itu diceritakan saja. Padahal dia orang asing, orang yang baru aku kenal. Tapi kenapa  bisa dia membaca aku sampai sejelas itu, padahal aku tipikal yang cukup ahli dalam mengenakan poker face. Dan saat ini aku sudah sangat ingin menangis, bukan karena sedih tapi kearah kekesalan yang tak ada pelampiasannya. Karena sampai detik ini bahkan si cowok bali satu itu, tetap juga tidak memberikan undangan secara personal kepadaku. Setidak berharga itukah aku dimata kekasihku yang meski sudah berstatus suami orang itu, bagaimanapun juga dia yang dulu memintaku mendampinginya, tapi kenapa saat ini dia tidak berani mengatakan sudah berakhir. Menangis karena Frustasi ... dan lucunya lagi aku malah menangis didepan orang yang baru aku kenal. Juventini pula.. ck ck ck ck saat ini takdir benar benar lagi bercanda padaku. Dan lebih bercanda lagi adalah, si juventini seksi ini adalah kakak dari sahabat istrinya pacarku, dan hadir menggantikan adiknya yang tidak bisa hadir dikarenakan lagi berada di benua yang berbeda.
 Dan dengan entengnya bima mengiyakan,  saat aku memintanya untuk menjadi pasangan sehari ku menemui pacar yang sekarang berstatus suami orang tersebut. Tidak ada undangan resmi atas namaku, hanya atas nama orang tuaku. Dan orang tua ku jelas hadir pada resepsi itu, tidak mungkin tidak. Jadi aku hadir sebagai patnernya si juventini ini. Dan khas cowok dari kota besar dalam memperlakukan cewek, dengan pede nya bima melingkarkan tangan nya di pinggangku saat akan bersalaman ke pengantin, tanpa rasa canggung meski aku memberikan tatapan mata keberatan.  Jelas keberatan karena kami akhirnya jadi pusat tontonan gratis bagi tamu tamu yang hadir, karena di kota kecil ini pemandangan seperti ini jarang sekali dipertontonkan. Risih jelas, tapi rasa itu kutekan dalam dalam demi melihat muka shock sang pengantin laki laki di ujung sana. Tidak ada dendam pada pengantin perempuan jelas,karena aku yakin dia tidak tahu apapun.  jadi aku memperkenalkan diri sebagai adik angkat dari suaminya.  Dan si pengantin perempuan jelas sudah mengenal keluargaku juga, karena dengan ramah menyambutku. Belum lagi saat dengan pedenya si Bima mengenalkan aku sebagai calon istri yang lagi di prosepek.  Karena itu dia tidak keberatan saat dengan nekat aku mencium (seperti yang terlihat dari kejauhan) padahal aku hanya menempelkan muka ku ke telinga sang pacar  dan berbisik “semoga bahagia kak, dan kita PUTUS” kemudian tersenyum..lalu menggandeng erat pacar sehariku Tanpa mendengarkan jawaban dari finally MANTAN PACARku. Berlalu dengan mesra bersama pasangan sementaraku Hahahahaha .Puas aku tertawa dalam hati. 
Cinta memang memiliki cara yang unik untuk mempertemukan takdir masing masing orang. Kalau saat itu aku tidak sedang memakai jersey INTER dan seluruh aksesorisnya, Bima tidak akan nekat menyapaku. Dia bilang entah kenapa cewek yang lagi pake jersey terlihat seksi dimatanya, belum lagi jersey yang di pakai adalah jersey klub yang prestasinya lagi ancur dan minim pemain tampan, maka dipastikan bahwa dia bukan fans Abal Abal kalau Bima bilang, karena berani  bangga pamer pada sesuatu yang tak patut dibanggakan macam INTER. Hell....

 Dan jujur kalau saja Bima tidak memakai Polo Shirt Juventus, aku juga pasti hanya  akan menganggap nya sebagai cowok tampan yang kegenitan yang lagi cari mangsa. Hahahahaha.... Hebat bukan bagaimana cara takdir mempertemukan kami. Aku dan dia jatuh cinta dan terikat pada mata masing masing... Tidak butuh waktu lama, hati tidak pernah bisa dibohongi. Satu pandangan matanya membuat aku merasakan apa yang di deskripsikan sebagai cinta dalam karya karya sastra. Hanya butuh kurang dari 3 hari, Bima bilang dia jatuh cinta padaku. Padahal nama lengkapku saja dia tidak tau, tapi apa yang hati ingin sampaikan tergambar jelas pada matanya. Aku mampu membaca apa yang ada dihatimu hanya dengan menatap matanya. Dan tidak perlu waktu lama untuknya  menyadari bahwa akupun demikian.

 Jangan coba mempertanyakan cara kami berpacaran kalau sedang terjadi Derby D’ italy. Untuk yang satu itu tidak ada yang mau mengalah. Akan terjadi perang dingin selama dua minggu.. sebelum dan sesudah derby apapun itu hasilnya. Sama seperti rivalitas yang terjadi antara juventini dan interisti. Bahkan status sebagai kekasih pun tidak membantu banyak kalau sudah urusan Bola. Dengan nekat saat diajak nonton bareng sama Bima di komunitasnya anak juventus aku malah dengan pede pake jersey INTER. Padahal sudah diperingatkan aku bakalan mati disana berani pake atribut INTER. Tapi yah nyatanya gak kejadian, Bima menjagaku dengan ketat sampai dia mendapat julukkan SUAMI TAKUT ISTRI  dari JUVENTINI lainnya. Hahahahhaha

Perasaanku entah kenapa sejak pulang dari Rumah Orang Tua Bima di Manado selalu tidak enak. Bukan tentang restu, mommy dan daddy nya luar biasa baiknya. Begitu juga adik kembarnya. Yah mereka bilang baru kali ini ada cewek yang diajak main ke manado. Dan jelas mommy and daddy bukan lagi mengirim kode. Tapi perintah untuk menyegerakan semuanya. Padahal aku dan kamu belum juga setengah tahun pacaran. Harusnya bawaanku bahagia bukan, tapi entah kenapa satu minggu ini mataku selalu ingin menangis tanpa sebab. Aku tidak sedang bertengkar dengannya, bahkan kami berencana untuk bersama sama tahun baruan di pulau komodo. Kalau Bima bilang Bali terlalu mainstream, komodo baru menantang. Berdebat dengannya juga percuma kalau tidak bisa mengajukan alasan dan bukti lengkap kenapa pulau komodo bukan alternatif yang bagus untuk tahun baruan. Tapi berdebat dengannya selalu menyenangkan buatku.. meski dipenghujung selalu aku yang mengaku kalah karena tak lagi punya alasan membantah pendapatnya. . Meski ada juga saat saat dimana kalau aku ngambek, akhirnya dia mengalah dan menuruti apa mauku. Ah aku kangen sekali padamu Bim.

Dua hari sebelum keberangkatan, dia bilang ada urusan di surabaya yang harus dia selesaikan sebelum menjemputku di Jogja. Jelas aku marah marah, pada saat kamu bilang begitu. Harusnya kamu sudah ada seminggu yang lalu di jogja, tapi saat ini malah terjebak di urusan yang aku tidak tau apa.  Semua kata kata buruk aku lontrakan ke dia. Karena kesal beberapa kali menelpon tidak diangkat. SMS terakhir yang aku terima darinya hanya “sampe rumah aku telpon balik, my lucifer”.  Tapi itu tidak dia penuhi.. Dia berbohong padaku. Yang menelponku bukan dia, tapi bimo adik kembarnya. Yang mengabarkan ke esokkan harinya tentang pemakamannya. Apa kau tau rasanya jadi aku pada saat itu? Mom dan daddy bahkan dengan baikknya bertanya, apa harus menunggu aku sebelum menguburkan jasad Bima bersatu kembali ke tempat dimana kita semua berasal.  Kalau bisa menjawab saat itu aku hanya ingin berteriak jangan dikuburkan. Namun apa yang keluar dari mulutku “dikuburkan saja mom, wie baru bisa datang mungkin besok” .
Keluarga bima benar benar baik luar biasa, bahkan sebelum menjadi menantunya mereka sudah memperlakukan aku seperti menantu mereka sendiri. Sepupunya menjemputku untuk mengunjungi rumah terakhir Bima. Sampai disana aku malah merepotkan semuanya,  karena baru masuk ke halaman rumahmu saja aku sudah pingsan. Dan seperti orang gila menganggap bimo itu kamu. Dan lagi lagi keluargamu terlalu baik padaku, dengan sabar mereka menghadapi kegilaanku. Membiarkan Bimo disampingku, membiarkan aku meratapimu dalam kamarmu. Mengijinkan aku membawa kemeja hitammu untuk kubawa pulang... Padahal aku yakin mereka lebih sedih dari aku, tapi dengan sangat luar biasa mereka silih berganti menguatkan ku. Perlu waktu sampai akhirnya aku berani menatap rumah terakhirmu dan menghadapi kenyataan bahwa yang ada disampingku BIMO bukan BIMA.

Sampai sekarang aku masih membenci Tahun baru, namun sekarang aku tidak pernah lagi mengingatmu sebagai bab tersedih dalam Buku hidupku. Sejauh ini engkau selalu yang terindah Bim.. ini hanya sepenggal kisah dari perjalananku, tapi bab bersamamu meski singkat tapi paling indah, kotak pandora ku yang akan selalu ada dalam jauh disudut hatiku, Indah namun tidak boleh di buka.

Setelah bertahun tahun, aku berani menulis tentangmu. Karena hari ini saudara kembarmu entah dari mana memanggilku lucifer. Masih ku ingat dengan jelas kata kata mu saat meminta ku jadi pacarmu, bukan rayuan manis kalau aku bilang. Mana ada cowok yang bilang ke cewek yang di taksirnya itu kalau dia itu lucifer. Biasanya rayuan laki laki itu bilang kalau ceweknya adalah malaikat. Kamu berkata sebaliknya. Kamu bilang mataku itu ibarat sarang lucifer,gelap pekat dan memabukkan,  yang membuatmu malaikat tampan jadi harus turun dari surga dan menjadi manusia biasa. Dan untuk itu aku harus bertanggung jawab menemanimu sampai saatnya nanti sama sama kita kembali ke Surga. Permintaan yang tidak biasa, karena ternyata Tuhan memang menyiapkan jalan cerita yang tidak biasa untuk Kita lalui. Dan ucapan yang kelewat Pede, dan narsis yang over dosis.. Khas JUVENTINI sekali hahahaha.

Kalian memang anak kembar, setelah bertahun tahun adikmu mengatakan hal yang sama. Meski dengan maksud yang berbeda tentunya,  dalam kisahku .. Bimo hanya akan menjadi yang tersayang, dan dengan sumpah bodohnya yang akan menjagaku sampai aku berstatus Nyonya yang entah siapa. Dia tidak akan menikah.  Parahnya lagi aku yang jadi tameng hidupnya dia ke mommy and daddy. Saat mom dan dad mendesaknya agar cepat menikah. Tapi tidak apa apa karena aku yakin hanya soal waktu sampai dia menemukan lucifer sejatinya.

                Dari pacar sehari, Bima Shakti Arya Prasteyahadi  menjadi pacarku untuk selamanya, karena memang tidak ada kata putus diantara kita. setidaknya dalam buku hidup mu aku menjadi bab terakhir sampai engkau menutup mata. Kisah antara aku dan bima bukan kisah romantis yang bikin iri. Namun jelas ini kisah abadi antara kami.
Aku dan bima dipaksa pisah oleh Sang Sutradara Hidup. Tepat dimalam pergantian tahun baru, dimana orang memulai sesuatu yang baru dan indah. Namun tuhan menutup paksa chapterku dengan Bima Dan jelas menutup halaman terakhir dalam buku kisah hidup bima. Singkat... Namun memberi banyak pelajaran. Hal yang belum bisa aku maafkan sampai sekarang adalah kata kata kasar yang ku lontarkan kepadamu. Dan untuk itu aku banyak belajar, semarah apapun aku pada orang yang aku sayang, aku akan membiarkan mereka tau aku marah, aku kecewa hanya saja sekarang aku selalu menutupnya dengan kalimat "But I Still Love You as Always". Terima kasih malaikat penjaga yang bersedia turun menemui sang lucifer ini dan memberikan kisah indah nan sendu. Kamu memang lebih cocok, dengan malaikat di surga Bima.... (end of chapter but not end of my story)