Jumat, 27 Juni 2014

Surat Buat Mantan

Dear Kamu,
Kamu iya kamu... tau kan apa artinya MANTAN, EX gak enak rasanya kalau aku bilang BEKAS. Bagaimanapun, seancur ancurnya pun kamu bagi aku tetap memiliki kenangan yang Indah. Berbagi dalam suka,dan duka. Saat kita bersama dulu, mungkin masih terlalu muda, sehingga menyerah pada jarak dan ego. Hubungan berat sebelah dimana aku memujamu setengah mati. Dimana kamu membuat dunia ku hanya tau engkau porosnya dan segalanya bagiku, sehingga aku takut kehilangan, takut ditinggalkan dan jelas takut sendirian. Kamu menjauhkan ku dari semua nya... dari teman-teman, dari sahabat, membuatku bergantung hanya padamu. Yang akhirnya jelas membuat sifatku makin lama makin menyebalkan dimata mu. Posesif, Manja dan lain-lain. Hanya saja satu hal yang kamu lupa, yang membentuk ku menjadi seperti ini yah jelas kamu. "SELALU ADA" saat aku butuh kamu meski hanya untuk hal sepele yang seharusnya dapat aku lakukan sendiri. Dikawal kemana mana dengan alasan khawatir, membatasi pergaulan takut aku terjebak terlalu jauh dengan orang orang yang kamu anggap salah, dan banyak lagi. Bukan aku ingin mencari pembenaran atas semua yang terjadi. Toh itu juga sebagian besar adalah salah ku.. yang berjuang terlalu keras agar tetap di dekatmu. Memaksakan diri menyatu dengan mu...
Dan jika engkau lupa.. aku ingatkan yang menyerah itu kamu, yang tidak tahan akhirnya itu kamu. Pembenaran dunia yang tak pernah aku bisa masukki, kau menjalin kasih dengan yang lainnya. Yah jika engkau lupa ada baiknya engkau mengingat ingat. Dan dengan bodohnya aku pun tetap bertahan di samping mu. Meski aku tau ini salah, aku membodohi diriku sendiri.... aku bertahan ya bertahan disamping mu di duakan oleh mu.
Coba lah mengingat ingat, yang aku lalui bukan hal mudah... mengeluh pun tak berani aku di depanmu karena takut engkau tinggalkan. Sampai akhirnya aku menyerah, menyerah pada rasa sakit. Dan akhirnya berani mengatakan SELESAI dengan mu. Dan apa kau kira setelahnya aku bahagia... Kau menolak menjadi temanku, memblokir semua akses ku untuk ke tempatmu. Kamu pikir seberapa aku menderita karena itu, seluruh dunia ku itu KAMU pada saat itu, aku bahkan malu mengeluh pada sahabatku karena aku jauh dari mereka karena KAMU. Limbung, sendirian, dan jelas saat itu yang terpikir oleh ku adalah KEMATIAAN.. Nyakitin diri sendiri bagai candu hanya untuk meyakinkan bahwa aku hidup.. melewati pergantian siang dan malam dengan berdoa mudah mudahan aku cepat mati. Apa kau pikr segampang itu perjuanganku untuk mengeluarkan mu dari hatiku, membersihkan otakku dari namamu.... Dan aku bersyukur memiliki sahabat yang luar biasa, mereka yang mendampingi ku.. melewati masa masa yang aku bilang neraka dalam hidupku.
Luka itu belum sembuh, aku hanya mulai berdamai dengan rasa sakit. Mencoba kembali ke pribadiku yang dulu, dan jelas membuatku lebih tangguh dari sebelumnya.
Menata kepingan bukan hal mudah, but I DID IT.. aku berhasil sangat berhasil... karena terima kasih kamu, karena kamu membentukku menjadi pribadi yang seperti ini.
Terlihat lebih hidup kalau orang orang terdekatku dulu bilang.... dibanding saat dengan mu. Aku tidak ingin menyalahkan mu.. atau menyumpahi mu.. aku bahkan berdoa agar engkau bahagia dengan pilihanmu. Namun tiba-tiba ditengah prahara yang ada dalam hubunganmu.. engkau mengingat aku.. membuat pasanganmu berpikir seolah aku yang mendekati mu kembali... Entah apa yang kau harapkan...
Aku menyayangi mu.. itu benar... Tapi bukan rasa sayang yang seperti dulu... Dan jelas aku tak pernah menyesal mengenalmu, bahkan jika aku diberi kesempatan untuk menghapus hal yang aku sesali chapter bersamamu tidak ada dalam daftar itu.
Karena kamu tetap bagian penting dalam hidupku.. jika tidak denganmu aku yakin pribadiku yang sekarang tidak akan seperti ini...

Maka untuk kamu, berdamailah dengan masa lalu mu.. sedikitpun aku tidak menyalahkanmu... Jadi buang jauh-jauh rasa bersalah mu. Dan cobalah untuk tidak membandingkan kehidupan kita yang sekarang.. Aku pernah berada di posisi mu dimana aku berpikir alangkah enak hidup mu bahagia, senang dan lain lain.. sementara aku disini terluka dan lain sebagainya.
Jika kamu bisa berdamai dengan apa yang terjadi, ku jamin kamu akan bahagia... So berhentilah mempengaruhi orang orang sekitarku untuk membuatmu masuk kembali ke hidupku... Aku tak ingin membenci mu, dan aku rasa kau pun tidak ingin...
Pesanku :
 Perbedaan kadang kala bukan untuk disatukan.. adakalanya dibuat untuk saling melengkapi. Beriringan dalam harmoni dan melebur... bukan memaksanya menjadi satu...

Kamis, 12 Juni 2014

Karena Nusantara Sudah Mempunyai Takdir NYA

Kepala saya pusiing, ngeliat lini masa di dunia maya gara-gara pesta demokrasi negeri khatulistiwa yang sangat saya cintai ini akan melangsungkan pemilihan presiden.  Awalnya sih ngelihat masih asyik-asyik aja.  Karena saya tipikal orang yang sangat senang berdebat... Hahahaha yah mungkin juga hal itu dikarenakan almamater saya yang luar biasa. Tiada hari tanpa persentasi dan debat antar mahasiswa. Namun jelas debat yang logis dan teoritis. Tidak seseru dan sekompleks debat para calon presiden atau para anggota dewan yang terhoramat. Tidak debat yang seperti itu, debat yang ada batasannya, tanpa provokasi dan jelas bukan debat yang saling menjatuhkan.
Terus terang, saya bukan orang yang suka dengan POLITIK. Bagi sifat saya yang sederhana, politik itu terlalu berat buat saya, karena apa?? Karena jangankan untuk memamerkan senyum dan berjabat tangan mesra, bahkan sekedar mengucap hallo saja terasa menyebalkan jika saya kehilangan respect saya terhadap seseorang. Dan jelas kita semua tahu dalam politik hari ini kawan dan besok menjadi lawan jelas hal yang biasa, bahkan sebaliknya hari ini lawan besok bisa menjadi kawan adalah pemandangan yang lumrah.
Dan apa yang terjadi belakangan ini lama kelamaan semakin bikin saya eneg dan pengen muntah. Antar teman, antar saudara bisa saling ejek, hina, dan maki hanya karena berbeda pilihan capres. Tidak peduli berada di kubu mana kalian, mau itu nomor satu atau nomor dua pada akhirnya nanti salah satu nya akan menjadi pemimipin tertinggi dari negeri yang kalian cintai ini.
Bagi sifat saya sederhana ini jelas membingungkan, saat mempercayai salah satu apakah harus menjelekkan salah satunya. Bukankah negeri ini adalah negeri yang dikenal dengan toleransi nya?? Negeri yang terkenal dengan tutur ramah para rakyatnya? Lalu kemana kearifan lokal yang kita banggakan itu??
Saya pernah bertanya, koar-koar yang dilakukan itu apa gunanya? Agar orang lain bisa berubah pikiran, atau ikut dengan yang dipilih. Entahlah saya sendiri tidak paham. Memaparkan kebaikkan itu bagus, tapi dimanapun menyebarakan keburukkan jelas tidak baik.  Apalagi kalau sudah agama dibawa-bawa semakin pening lah kepala saya. Dan ingin berteriak SUDAHLAH GUYS.. biar capres capres itu memaparkan visi dan misi nya tanpa harus kita yang jauh ini ikut terkompori. Hahhhh
Banyak yang bilang, saya kok tidak peduli dengan negeri sendiri, bersikap cuek, acuh tak acuh dan skeptis. Yah tapi maaf-maaf saja bagi saya pemilihan presiden ini tidak harus membuat saya mengeluarkan kata-kata kotor, mengumpat orang yang berbeda dengan saya. Tiap nurani dan kata hati kita, memiliki panggilannya sendiri-sendiri. Maka tak pantaslah kalau kita harus mempengaruhi nurani orang lain dengan menjelekkan saingannya. Tidak Jantan rasanya, ibarat kata apa iya saat memperebuutkan cinta seseorang kita menjelekkan saingan kita? Kan tidak begitu.
Setiap kali saya ditanya, saya akan menjawab saya pilih ke dua-duanya .... hahahahaha karena bagi saya itu rahasia yang tidak harus saya umbar-umbar kemana-mana. Sekali lagi karena saya hanyalah masyarakat awam bukan bagian dari tim sukses manapun. Saya hanya mengamati dalam diam, toh selain TVRI saya hampir merasa seluruh media swasta berat sebelah.
Yang serba terlalu itu ndak baik, jadi janganlah keterlaluan. Baik dalam memuja ataupun menghina. Coba lah ingat hal yang paling dasar ini, bahwa pada dasarnya sih Tuhan sudah menuliskan siapa yang akan memimpin bangsa ini. Dan takdir itu hanya akan berubah jika kita berusaha dan MELAKUKAN KEBAIKKAN,
Berbeda pendapat itu tidak masalah, namun marilah berdebat dengan smart. Dan marilah sama-sama kita berpikir positif dan berdoa dengan positif mempercayai bahwa kedua bapak bapak ini akan membawa Indonesia yang lebih baik. Jadi siapapun yang terpilih nanti marilah kita doakan bahwa  hati mereka dipenuhi cinta kepada ibu pertiwi.
Jika lah kita curiga, bahwa salah satunya tidak sayang pada Indonesia, bukankah kita semua makhluk yang berTuhan?? Tidak ada salahnya kita memanjatkan pinta, agar Tuhan memberi rasa cinta dalam hati mereka. Jangan meragukan kekuatan yang MAHA, usaha 99% yang kita lakukan, penentunya adalah 1% Tangan dari SANG MAHA. Bukankah tidak ada yang tak mungkin dalam kuasaNYA.  

Yah curhat malam ini di sponsori oleh keprihatinan saya pada lini masa media sosial saya .. itu saja... Dan jika dari yang membaca curhatan malam ini dan bertanya siapa pilihan saya?? Jawaban saya adalah Cuma Tuhan, saya, dan bilik suara yang tau seperti kata seorang teman. Dan jelas saya memilih nantinya, saya akan berdoa siapapun nantinya semoga  Tuhan memberi mereka rasa cinta, sayang, dan kasih atas tanah pertiwi ini. Dan biarkan Nusantara menjalani takdirnya 

Selasa, 10 Juni 2014

Melebur Jarak dan Rindu

"All I have is this picture in a frame,That I hold close to see your face everyday" (Bruno Mars LDR)


Sepenggal lirik dari lagu yang bikin aku galau gak kira-kira. Sebuah lagu yang membuat mata ku menjadi gelas-gelas kaca eh berkaca-kaca. Banyak sih orang bijak yang bilang, kalau belum pernah dipisahkan jarak, jangan terlalu yakin dengan cinta yang dirasa deh. Karena banyak juga cinta yang menyerah karena jarak. Pepatah jawa kuno mengatakan cinta datang karena telah terbiasa. Jadi terbiasa dengan apa yang ada di dekat, siapa yang selalu ada, selalu siaga setiap saat. 

Yang luar biasa dari jarak adalah bukan hanya tentang raga yang terpisah. Namun juga kadang kala moment dan waktu yang susah di singkronisasi. Menyatukan mood yang sering kali berbenturan, menyebabkan hal yang seharusnya kecil dan bukan masalah yang besar menjadi sebuah pertengkaran yang hebat. Hanya karena mood dan suasana hati yang lagi sama-sama buruk . Dan kadang kala akhirnya menjadikan sebuah pelarian ke seseorang yang dekat dan menenangkan. Jadi jangan bangga dulu pada cinta namun belum pernah bertemu dengan sang jarak. 

Dari awal  menjalani hubungan, aku sudah bersahabat dengan yang namanya jarak. Dan menurut ku hal yang paling berat dari jarak adalah, saat sudah bertemu dan harus berpisah kembali. Membiasakan diri sendiri kembali.  Dan untuk urusan yang namanya hati, saya bisa bilang saya juara nya. Saya selalu bisa menjaga yang disebut perasaan. Tidak pernah menyerah pada jarak hingga mengingkari rasa. Hanya saja, sepertinya pasangan saya yang selalu menyerah pada sang Jarak. Hehehe mungkin laki-laki emang ditakdirkan seperti itu yah... :P (peace) yang istimewa mengalahkan apa yang selalu ada. Bukan begitu mas-mas hahahahahahahahaha 

Saat ini sudah hampir memasuki tahun ketiga, cinta dalam jarak. Makin lama terasa makin berat. Tapi bukan berarti juga akan menyerah. Terasa berat saat setelah bertemu diharuskan untuk kembali berpisah. Memberi ruang kepada sang hampa agar terbiasa tanpa pasangan yang menemani. Memulai sesuatu agar menjadi kebiasaan bukan hal mudah, apalagi bicara bahasa rindu... yang sarat akan nuansa sendu. Saat rindu, emosi menjadi tidak stabil. Kesal dan sedih itu susah didefenisikan. Dan membuat rindu kembali bersahabat dengan jarak saat habis bertemu bukan hal mudah. 

Berat, saat harus membiasakan diri untuk berjuang sendiri pada saat merindu. Tapi berat bukan berarti mustahil bukan?? Saat ini akuh berusaha kembali menyatukan jarak dan rindu dalam harmonisasi agar sejalan. 

"With you is where I'd rather be
But we're stuck where we are and it's so hard
So far, this long distance is killing me
I wish that you were here with me
But we're stuck where we are and it's so hard
So far" 

Seharusnya kamu dan aku berada dalam satu genggaman, semakin lama terpisah itu semakin membuat rindu makin sendu. Tahun ini tahun ketiga, aku dan kamu harus kembali bersahabat pada jarak. Kembali bercumbu pada rutinitas dan kesibukkan memberi rindu dalam ruang tersendiri agar mampu melebur dalam jarak. Yang kadang menghadirkan sendu, saat rindu kembali memenangi jarak. 

and it's getting hard for me... tidak tau kemana ini akan bermuara. Tapi dalam hidup aku mempercayai hasil adalah di luar kuasa ku. Bukan urusanku untuk bagaimana hubungan ini akan berakhir. Semoga kali ini bukan jarak sebagai pemenangnya :)