Senin, 28 Juli 2014

Malaikat Untuk Lucifer

Huuuffffft....... aku menarik nafas panjang... menatap layar ponselku terdiam. Perang mulut yang terjadi antara aku dan bunda, akhirnya lagi lagi dimenangkan oleh bunda. Ketegasan suara bunda sudah tidak bisa terbantahkan dengan alasan apapun lagi.  Mau tidak mau aku harus pulang, pulang ke kota kecil yang sebenarnya selalu aku rindukan. Namun untuk tahun ini, untuk lebaran kali ini aku hindari... “Tuhan aku tidak ingin pulang, tidak sebelum dia sendiri yang menyampaikan itu padaku bukan orang lain” jeritku dalam hati. Bukan tentang luka, ini hanya sekedar harga diri dan gengsi... Aku sendiri tidak yakin apakah aku memang benar mencintai dia, atau hanya karena aku terpesona padanya.  Karena selama menjalin hubungan dengan dia, hati ini tidak ada debar debarnya. Detak jantungku berjalan normal, dan tidak pernah merasa panas dan dingin kalau berada di dekatnya. Bukankah harusnya seperti yang sering aku baca dinovel novel ataupun di komik romantis, hati akan berdebar debar saat kita jatuh cinta, detak jantung dan aliran darah berpacu lebih kencang. Sambil memeluk capi boneka kesayanganku, pikiran ku melayang ke masa empat tahun yang lalu.
“Bunda kenapa harus aku sih yang ngejagain orang tidak dikenal itu... emangnya dia siapa sih”protesku pada bunda saat di paksa ikut ke Rumah Sakit untuk menjenguk,  ralat menjaga si entah siapa. Bunda kemudian menghentikan langkahnya,”Ratna Dewi Mustika Muisman Areffa,  sudah bunda bilang bukan, dia itu tanggung jawab bapak sekarang” bunda menjawab dengan nada suara yang lebih terdengar seperti bisikkan namun ada penekanan yang jelas sudah tak bisa di tolerir dalam bentuk apapun. Yah saat bunda sudah menyebut namaku lengkap dengan margaku maka itu adalah tanda bahwa sudah saatnya aku diam, jika tidak ingin membuat suasana tambah panas. Bahkan dengan ngambek sampe guling guling pun gak akan bisa menggoyahkan keputusan sepihak dari bunda. Pelan pelan bunda membuka pintu kamar Anggrek No 212 itu, nomor yang bagus pikirku mirip dengan tatto nya wiro sableng. Saat masuk ke kamar tak ada seorangpun di kamar, hanya terdengar suara kran air yang menyala dari arah kamar mandi. Ah lagi mandi rupanya. Sekilas membaca name tag disisi tempat tidur “I Gusti Arya Yudistira Guntur Aji Nanda Pamungkas, 28 tahun” orang bali rupanya, dan namanya...  gilaa pikirku itu nama apa truk gandeng, panjang betul. Kasian banget ini orang kalau lagi UAN pikirku, orang sudah sampe ke soal nomor 10,  dia pasti masih sibuk melingkar lingkari namanya. Eeeh sebentar, pikirku panik 28 Tahun.. ini aku harus ngejagain om om kah... Reflek aku menoleh ke bunda, dan setengah histeris “wie kagak mau ngejagain om-om”  teriakku ke arah bunda.  Dan bertepatan dengan dibukanya pintu kamar mandi, diiringi dengan delikkan mata yg tak terbantahkan dari bunda ditambah sebuah cubitan, mampu membuatku menutup mulutku  diam. Dan menatap makhluk yg melintas dengan perlahan didepanku ini dengan infus ditangan kanannya, baju Rumah Sakit yang tidak dikancing dengan benar, rambut yang setengah basah, jauh dari tampang om om. Entah kenapa tiba tiba jadi kasian, dan kemudian secara tidak sadar tangan ku mengambil alih infus yang ada di tangannya, meletakkan pada gantungan infus dan mengawasinya duduk di tempat tidurnya.
“Nak nanda, ini dewi. Anak bunda yang kemarin bunda bilang. Untuk sementara sebelum mamanya nak nanda datang dia yang bertanggung jawab jagain nak nanda. Soalnya bunda akan keluar kota beberapa hari ini” sahut bunda tersenyum. Kemudian si makhluk yang mau tidak mau harus aku akui rupawan, tersenyum lemah dan menjawab “bunda tidak usah repot repot, kasian dewi harus ngerawat om om macam saya ini” sahutnya.  Hell ini makhluk dalam hati aku mengumpat, ngapain dia nyinggung nyinggung ini. Ngeliat ekspresi bunda di sisi lainnya akhirnya dengan nada suara kesal yang tak bisa di sembunyikan aku berucap “Sorry”.  Kurang lebih hampir 3 Hari aku jadi penjaga si cowok bali ini, tidak banyak kesulitan sebenarnya karena orangnya termasuk dalam kategori pasien anteng, tidak rewel sama sekali. Dibilang menjaga karena pada prinsipnya aku cuma sekedar nungguin saja, doing nothing hanya sekedar mengawasi. Yah kecuali hari pertama, karena kelalaianku infusnya jadi naik dan tangannya bengkak dan harus dipindah ke sebelahnya. Mau tidak mau akhirnya aku jadi pengganti tangannya. Melayani segala kebutuhannya kecuali mandi tentu saja. Hari ke Empat di RS akhirnya mamanya datang juga dan semua tugas diambil alih. Dua bulan kemudian, aku dan dia  sudah berstatus sebagai kekasih.  Meski tidak ada debar debar semacam di film film, pada dasarnya aku memang cewek yang setia. Di usia yang seharusnya masih labil, dengan pacar yang sering kali ketemu hanya sebulan sekali masa SMA aku lalui dengan mulus tanpa gangguan hati sama sekali. Setia dengannya yang terpaut usia nyaris dua kali lipat usia ku. Yah sampai akhirnya tiga tahun tanpa emosi dan pertengkaran, tahun ketiga sebelum aku memutuskan menuntut ilmu ke Jogja aku akhirnya melihat emosinya meledak. Dia tidak setuju aku kuliah di Jogja, dia inginnya kita segera menikah. Dan aku bisa kuliah dekat dekat saja, jangan terlalu jauh dari jangkauannya. Tapi jelas aku menolak mentah mentah, setelah rayuan pulau kelapa yang aku lakukan pada orang tua ku dan seribu janji bahwa anak tercintanya ini akan baik baik saja di kota yang teristimewa dan dengan berat hati akhirnya izin diturunkan, dengan PEDE nya dia melarangku ke Jogja.. Hell No bathin ku. Dan dengan kemarahannya terbang sudah aku ke Jogja.
Selama di Jogja, status hubunganku dan dia tidak jelas. Dibilang pacar, tapi dia memperlakukan aku tidak ada, tak sekalipun ada usahanya untuk menghubungiku. Bahkan pada saat ulang tahunku sekalipun. Sampai kira kira 3 hari sebelum perang mulut yang kulakukan pada bunda aku mendapat kabar bahwa dia sudah melakukan pernikahan di Bali. Dan tepat H plus tiga lebaran akan ada resepsi di kota kecil itu. Tanpa ada kata putus antara aku dan dia, tiba tiba dia sudah menjadi suami orang. Sedih? TIDAK karena seperti yang kubilang aku bahkan tidak yakin aku mencintainya atau tidak. Lebih ke arah Marah karena gengsi dan harga diri yang terluka. Dia tidak memberitahu ku sama sekali. Bahkan untuk sekedar basa basi... jadi mungkin seperti dia yang tidak memiliki arti terlalu penting dalam hidupku, kurasa dia menganggapku juga demikian.  Okeh I Gusti Arya Yudistira Guntur Aji Nanda Pamungkas, kamu salah kalau aku bakal nangis nangis di resepsi mu. Nope tidak akan... Aku kan buktikan itu padamu. Akupun segera beranjak mengemasi baju yang akan ku bawa ke kota tempat orang tua ku berada. Harus menghadiri resepsinya, tekadku bulat. 
“Pesawat SINGA Udara  dengan tujuan palembang akan mengalami keterlambatan dikarenakan cuaca buruk” bla bla bla bala. DAMN maki ku dalam hati.. ini bukan keterlambatan lagi namanya kalau diharuskan menunggu lebih dari 8 jam... Dan khas penerbangan Indonesia permintaan maaf, keterlambatan yang luar biasa itu hanya dibalas dengan bisa masuk ke Lounge Eksekutifnya mereka. Hell... pikirku. Sementara buku yang sengaja aku persiapkan untuk mengisi kebosanan pada masa transit sudah aku selesaikan. Benar benar menyebalkan pikirku sambil menghempaskan novel agatha christie ke muka ku, dan menarik nafas panjang.  Tiba tiba suara yang cukup bikin jantungku melompat karena nada suaranya yang serak menuju parau mengagetkanku. Dengan kesal aku menatap seseorang yang menganggu apa yang coba kuusahakan... TIDUR.  Menjawab pertanyaannya tentang apakah aku INTERNISTI... hell.  “Saya bukan INTERNISTI, saya INTERISTI dan saya tidak akan membiarkan apapun yang tidak saya sukai dan saya banggakan melekat di badan saya” jawabku sengit. Kemudian entah apa yang lucu si cowok berlesung pipi ini malah tertawa terbahak bahak dengan jawabanku. Tawa nya justru memancingku untuk melihat dan memperhatikan lelaki yang tanpa sopan santun tertawa dengan seenaknya,  secara seksama, dan dari nilai 10 cowok ini nyaris mendekati itu. Matanya tidak hitam namun menjurus ke biru gelap, alisnya rapi dan tebal, dengan hidung yang aku akui membuat aku iri, dan kedua lesung pipi yang saat tertawa benar benar sempurna mengawal bibir merahnya yang tipis. Bikin hati hati deg deg an dan jantung berlompatan tak menentu... Dari wajah turun ke Polo shirt Hitam yang dia gunakan, sempurna..... badannya terlihat cowok banget dengan Polo Shirt itu. Tapi sebentar, mataku berhenti pada dadanya, lambang di dadanya tepatnya, bukannya itu lambang yang bikin aku uring uringan akhir akhir ini. Yah di dadanya ada lambang JUVENTUS. Pantas saja ini cowok mau menegurku. Anak Juve ternyata. dan pasti hanya mau mengejek pikirku. Tawamu makin menjadi saat aku bilang “DASAR MERDA” kemudian kembali mengarahkan mataku ke novel yang jelas jelas sudah membosankan untuk aku baca. Namun entah manusia apa si cowok berlesung pipi itu, dengan pedenya dia malah mengulurkan tangannya dan menyebutkan namanya “ Bima, and what’s your name INTERNISTI?” Katanya dengan senyum yang aku bilang satu juta watt,meski terlihat dibuat buat, serta sorot mata geli.  Sambil menghela nafas dan menutup novel yang jelas tidak bisa menjadi teman untuk 8 jam kedepan. Dengan enggan akhirnya aku menerima uluran tangan nya, “dewi, i am not INTERNISTI.. i am INTERISTA” sahut ku sewot dan melotot padanya. Dan lagi lagi dia tertawa menghadapi kesewotanku, yang jujur saat itu bikin aku susah nafas liat tawanya karena dia terlihat sangat menawan saat tertawa. 
Yah waktu delapan jam, cukup membuat aku dan dia akhirnya menjadi dekat satu sama lain. Meski berbeda klub yang disuka, tapi sepakbola membuat kami lancar untuk menjalin obrolan satu sama lain. Meski baru bertemu, namun entah kenapa akhirnya aku malah curhat dengannya tentang hal yang bikin aku menarik nafas berkali kali. Bukan ingin menarik simpatinya atau apa, hanya saja saat bima  bilang kalau mau cerita, cerita saja. Apa yang bikin sesak itu diceritakan saja. Padahal dia orang asing, orang yang baru aku kenal. Tapi kenapa  bisa dia membaca aku sampai sejelas itu, padahal aku tipikal yang cukup ahli dalam mengenakan poker face. Dan saat ini aku sudah sangat ingin menangis, bukan karena sedih tapi kearah kekesalan yang tak ada pelampiasannya. Karena sampai detik ini bahkan si cowok bali satu itu, tetap juga tidak memberikan undangan secara personal kepadaku. Setidak berharga itukah aku dimata kekasihku yang meski sudah berstatus suami orang itu, bagaimanapun juga dia yang dulu memintaku mendampinginya, tapi kenapa saat ini dia tidak berani mengatakan sudah berakhir. Menangis karena Frustasi ... dan lucunya lagi aku malah menangis didepan orang yang baru aku kenal. Juventini pula.. ck ck ck ck saat ini takdir benar benar lagi bercanda padaku. Dan lebih bercanda lagi adalah, si juventini seksi ini adalah kakak dari sahabat istrinya pacarku, dan hadir menggantikan adiknya yang tidak bisa hadir dikarenakan lagi berada di benua yang berbeda.
 Dan dengan entengnya bima mengiyakan,  saat aku memintanya untuk menjadi pasangan sehari ku menemui pacar yang sekarang berstatus suami orang tersebut. Tidak ada undangan resmi atas namaku, hanya atas nama orang tuaku. Dan orang tua ku jelas hadir pada resepsi itu, tidak mungkin tidak. Jadi aku hadir sebagai patnernya si juventini ini. Dan khas cowok dari kota besar dalam memperlakukan cewek, dengan pede nya bima melingkarkan tangan nya di pinggangku saat akan bersalaman ke pengantin, tanpa rasa canggung meski aku memberikan tatapan mata keberatan.  Jelas keberatan karena kami akhirnya jadi pusat tontonan gratis bagi tamu tamu yang hadir, karena di kota kecil ini pemandangan seperti ini jarang sekali dipertontonkan. Risih jelas, tapi rasa itu kutekan dalam dalam demi melihat muka shock sang pengantin laki laki di ujung sana. Tidak ada dendam pada pengantin perempuan jelas,karena aku yakin dia tidak tahu apapun.  jadi aku memperkenalkan diri sebagai adik angkat dari suaminya.  Dan si pengantin perempuan jelas sudah mengenal keluargaku juga, karena dengan ramah menyambutku. Belum lagi saat dengan pedenya si Bima mengenalkan aku sebagai calon istri yang lagi di prosepek.  Karena itu dia tidak keberatan saat dengan nekat aku mencium (seperti yang terlihat dari kejauhan) padahal aku hanya menempelkan muka ku ke telinga sang pacar  dan berbisik “semoga bahagia kak, dan kita PUTUS” kemudian tersenyum..lalu menggandeng erat pacar sehariku Tanpa mendengarkan jawaban dari finally MANTAN PACARku. Berlalu dengan mesra bersama pasangan sementaraku Hahahahaha .Puas aku tertawa dalam hati. 
Cinta memang memiliki cara yang unik untuk mempertemukan takdir masing masing orang. Kalau saat itu aku tidak sedang memakai jersey INTER dan seluruh aksesorisnya, Bima tidak akan nekat menyapaku. Dia bilang entah kenapa cewek yang lagi pake jersey terlihat seksi dimatanya, belum lagi jersey yang di pakai adalah jersey klub yang prestasinya lagi ancur dan minim pemain tampan, maka dipastikan bahwa dia bukan fans Abal Abal kalau Bima bilang, karena berani  bangga pamer pada sesuatu yang tak patut dibanggakan macam INTER. Hell....

 Dan jujur kalau saja Bima tidak memakai Polo Shirt Juventus, aku juga pasti hanya  akan menganggap nya sebagai cowok tampan yang kegenitan yang lagi cari mangsa. Hahahahaha.... Hebat bukan bagaimana cara takdir mempertemukan kami. Aku dan dia jatuh cinta dan terikat pada mata masing masing... Tidak butuh waktu lama, hati tidak pernah bisa dibohongi. Satu pandangan matanya membuat aku merasakan apa yang di deskripsikan sebagai cinta dalam karya karya sastra. Hanya butuh kurang dari 3 hari, Bima bilang dia jatuh cinta padaku. Padahal nama lengkapku saja dia tidak tau, tapi apa yang hati ingin sampaikan tergambar jelas pada matanya. Aku mampu membaca apa yang ada dihatimu hanya dengan menatap matanya. Dan tidak perlu waktu lama untuknya  menyadari bahwa akupun demikian.

 Jangan coba mempertanyakan cara kami berpacaran kalau sedang terjadi Derby D’ italy. Untuk yang satu itu tidak ada yang mau mengalah. Akan terjadi perang dingin selama dua minggu.. sebelum dan sesudah derby apapun itu hasilnya. Sama seperti rivalitas yang terjadi antara juventini dan interisti. Bahkan status sebagai kekasih pun tidak membantu banyak kalau sudah urusan Bola. Dengan nekat saat diajak nonton bareng sama Bima di komunitasnya anak juventus aku malah dengan pede pake jersey INTER. Padahal sudah diperingatkan aku bakalan mati disana berani pake atribut INTER. Tapi yah nyatanya gak kejadian, Bima menjagaku dengan ketat sampai dia mendapat julukkan SUAMI TAKUT ISTRI  dari JUVENTINI lainnya. Hahahahhaha

Perasaanku entah kenapa sejak pulang dari Rumah Orang Tua Bima di Manado selalu tidak enak. Bukan tentang restu, mommy dan daddy nya luar biasa baiknya. Begitu juga adik kembarnya. Yah mereka bilang baru kali ini ada cewek yang diajak main ke manado. Dan jelas mommy and daddy bukan lagi mengirim kode. Tapi perintah untuk menyegerakan semuanya. Padahal aku dan kamu belum juga setengah tahun pacaran. Harusnya bawaanku bahagia bukan, tapi entah kenapa satu minggu ini mataku selalu ingin menangis tanpa sebab. Aku tidak sedang bertengkar dengannya, bahkan kami berencana untuk bersama sama tahun baruan di pulau komodo. Kalau Bima bilang Bali terlalu mainstream, komodo baru menantang. Berdebat dengannya juga percuma kalau tidak bisa mengajukan alasan dan bukti lengkap kenapa pulau komodo bukan alternatif yang bagus untuk tahun baruan. Tapi berdebat dengannya selalu menyenangkan buatku.. meski dipenghujung selalu aku yang mengaku kalah karena tak lagi punya alasan membantah pendapatnya. . Meski ada juga saat saat dimana kalau aku ngambek, akhirnya dia mengalah dan menuruti apa mauku. Ah aku kangen sekali padamu Bim.

Dua hari sebelum keberangkatan, dia bilang ada urusan di surabaya yang harus dia selesaikan sebelum menjemputku di Jogja. Jelas aku marah marah, pada saat kamu bilang begitu. Harusnya kamu sudah ada seminggu yang lalu di jogja, tapi saat ini malah terjebak di urusan yang aku tidak tau apa.  Semua kata kata buruk aku lontrakan ke dia. Karena kesal beberapa kali menelpon tidak diangkat. SMS terakhir yang aku terima darinya hanya “sampe rumah aku telpon balik, my lucifer”.  Tapi itu tidak dia penuhi.. Dia berbohong padaku. Yang menelponku bukan dia, tapi bimo adik kembarnya. Yang mengabarkan ke esokkan harinya tentang pemakamannya. Apa kau tau rasanya jadi aku pada saat itu? Mom dan daddy bahkan dengan baikknya bertanya, apa harus menunggu aku sebelum menguburkan jasad Bima bersatu kembali ke tempat dimana kita semua berasal.  Kalau bisa menjawab saat itu aku hanya ingin berteriak jangan dikuburkan. Namun apa yang keluar dari mulutku “dikuburkan saja mom, wie baru bisa datang mungkin besok” .
Keluarga bima benar benar baik luar biasa, bahkan sebelum menjadi menantunya mereka sudah memperlakukan aku seperti menantu mereka sendiri. Sepupunya menjemputku untuk mengunjungi rumah terakhir Bima. Sampai disana aku malah merepotkan semuanya,  karena baru masuk ke halaman rumahmu saja aku sudah pingsan. Dan seperti orang gila menganggap bimo itu kamu. Dan lagi lagi keluargamu terlalu baik padaku, dengan sabar mereka menghadapi kegilaanku. Membiarkan Bimo disampingku, membiarkan aku meratapimu dalam kamarmu. Mengijinkan aku membawa kemeja hitammu untuk kubawa pulang... Padahal aku yakin mereka lebih sedih dari aku, tapi dengan sangat luar biasa mereka silih berganti menguatkan ku. Perlu waktu sampai akhirnya aku berani menatap rumah terakhirmu dan menghadapi kenyataan bahwa yang ada disampingku BIMO bukan BIMA.

Sampai sekarang aku masih membenci Tahun baru, namun sekarang aku tidak pernah lagi mengingatmu sebagai bab tersedih dalam Buku hidupku. Sejauh ini engkau selalu yang terindah Bim.. ini hanya sepenggal kisah dari perjalananku, tapi bab bersamamu meski singkat tapi paling indah, kotak pandora ku yang akan selalu ada dalam jauh disudut hatiku, Indah namun tidak boleh di buka.

Setelah bertahun tahun, aku berani menulis tentangmu. Karena hari ini saudara kembarmu entah dari mana memanggilku lucifer. Masih ku ingat dengan jelas kata kata mu saat meminta ku jadi pacarmu, bukan rayuan manis kalau aku bilang. Mana ada cowok yang bilang ke cewek yang di taksirnya itu kalau dia itu lucifer. Biasanya rayuan laki laki itu bilang kalau ceweknya adalah malaikat. Kamu berkata sebaliknya. Kamu bilang mataku itu ibarat sarang lucifer,gelap pekat dan memabukkan,  yang membuatmu malaikat tampan jadi harus turun dari surga dan menjadi manusia biasa. Dan untuk itu aku harus bertanggung jawab menemanimu sampai saatnya nanti sama sama kita kembali ke Surga. Permintaan yang tidak biasa, karena ternyata Tuhan memang menyiapkan jalan cerita yang tidak biasa untuk Kita lalui. Dan ucapan yang kelewat Pede, dan narsis yang over dosis.. Khas JUVENTINI sekali hahahaha.

Kalian memang anak kembar, setelah bertahun tahun adikmu mengatakan hal yang sama. Meski dengan maksud yang berbeda tentunya,  dalam kisahku .. Bimo hanya akan menjadi yang tersayang, dan dengan sumpah bodohnya yang akan menjagaku sampai aku berstatus Nyonya yang entah siapa. Dia tidak akan menikah.  Parahnya lagi aku yang jadi tameng hidupnya dia ke mommy and daddy. Saat mom dan dad mendesaknya agar cepat menikah. Tapi tidak apa apa karena aku yakin hanya soal waktu sampai dia menemukan lucifer sejatinya.

                Dari pacar sehari, Bima Shakti Arya Prasteyahadi  menjadi pacarku untuk selamanya, karena memang tidak ada kata putus diantara kita. setidaknya dalam buku hidup mu aku menjadi bab terakhir sampai engkau menutup mata. Kisah antara aku dan bima bukan kisah romantis yang bikin iri. Namun jelas ini kisah abadi antara kami.
Aku dan bima dipaksa pisah oleh Sang Sutradara Hidup. Tepat dimalam pergantian tahun baru, dimana orang memulai sesuatu yang baru dan indah. Namun tuhan menutup paksa chapterku dengan Bima Dan jelas menutup halaman terakhir dalam buku kisah hidup bima. Singkat... Namun memberi banyak pelajaran. Hal yang belum bisa aku maafkan sampai sekarang adalah kata kata kasar yang ku lontarkan kepadamu. Dan untuk itu aku banyak belajar, semarah apapun aku pada orang yang aku sayang, aku akan membiarkan mereka tau aku marah, aku kecewa hanya saja sekarang aku selalu menutupnya dengan kalimat "But I Still Love You as Always". Terima kasih malaikat penjaga yang bersedia turun menemui sang lucifer ini dan memberikan kisah indah nan sendu. Kamu memang lebih cocok, dengan malaikat di surga Bima.... (end of chapter but not end of my story) 

Selasa, 22 Juli 2014

Puisi Cinta Untuk Presidenku Nantinya

Kepada Presidenku Nantinya...
Saya adalah anak dari negeri yang aku panggil Indonesia.
Pertiwi yang aku sebut Nusantara...
Sumbangsih ku pada Negeri ini mungkin tak akan sehebat kalian yang berada disana
Kalian yang berada di tingkat tertinggi kekuasaan negara
Tapi jangan pertanyakan dan ragukan rasa cintaku pada negeri ini.
Tak Peduli siapa pun diantara kalian yang akhirnya mengemban takdir memimpin nusantara
Tolong jagalah pertiwi, jangan dia disakiti lagi..
Negeri ini kaya, karena perbedaan yang bersinergi saling melengkapi
Bukan karena perbedaan yang saling menghancurkan dan meniadakan....
Bagi kalian baik pendukung satu ataupun dua, saat hasil sudah diumumkan
Mari sama sama merapatkan barisan, bergandengan tangan ..
Bersama kita berdoa, agar Tuhan Memberi seberkah kasih pada hati pemimpin nusantara
Kasih pada negeri, sayang pada rakyat,  dan cinta pada indonesia...
Karena kita terlahir di tanah yang sama... Tanah Tumpah darah Indonesia...
Kita mungkin terlihat berbeda, namun kita semua adalah anak dari ibu pertiwi..
Dan kepada presidenku nantinya, aku percaya Tuhan sudah membuat takdirnya untukmu
Semoga jutaan doa dan harapan tidak engkau khianati


Senin, 21 Juli 2014

Please Maafin Aku

Ada yang bilang bahwa untuk menjadi dekat dengan seseorang maka kita harus mengenal apa yang membuat sesorang marah, dan juga yang membuatnya sedih. Karena dengan itu kita jadi tau batasan dan ranah yang tidak bisa disentuh karena akan melukainya. Dengan mengetahui yang membuat luka, dan sedih jelas akan berhati hati dan menjaga jangan sampai membuatnya sedih... dan kali ini saya melakukan dua kebodohan tersebut sekaligus. Pada seseorang yang akhirnya saya sadari bahwa apa yang saya rasa kedia sudah lebih dari sekedarnya. Yang saya sadar bahwa pada akhirnya saya sayang dia. Karena begitu tau saya membuatnya sedih dan kecewa hati saya kok rasanya sakit sekali... dan malah jadi saya yang nangis. Karena saya benar benar merasa sebodoh bodohnya, sangat menyesal membuatnya sedih..
Dan lagi lagi benar kata pepatah, kata itu lebih tajam dari pisau. Dan saya dengan tidak sengaja melukai hatinya. Mengingatkan dia atas hal yang membuatnya sedih... yang menurut saya mengucapkan maaf pun terasa percuma. Karena saya sudah menyakitinya... Tidak ada pembelaan memang saya yang salah... jika bisa meredakan sedikit saya rasa sakit yang saya buat, saya mau menebusnya dengan apapun...

Dia bilang, dia sedih gara gara saya ... saya pastikan saya lebih sedih lagi saat tau saya membuat kecewa dan menyakiti kamu. Saat kamu bilang hal itu tidak usah dibahas lagi...saya tau saya sudah sangat keterlaluan... entah bagaimana saya harus meminta maaf padamu tapi saya benar benar menyesal. Sangat... dan entah butuh berapa lama sampai akhirnya perasaan mu normal kembali... akan lebih baik jika menerima kemarahanmu dibandingkan rasa kecewa dan sedih mu... Maaf yah kamu... saya yang salah kali ini. Sangat salah...... Kejadian ini buat saya sadar,kamu lebih dari sekedar teman tempat bercanda dan bergurau... Kamu dulu sempat bertanya pada saya, apakah saya sayang kan sama kamu, pada saat itu sih belum tau jawabannya tapi sekarang sudah tau...kalau tidak sayang, rasanya tidak akan sesakit ini,  begitu tau sudah membuat kamu sedih.  Sekali lagi Cuma minta maaf... buruk sekali rasanya menjadi sebab kesedihan orang yang saya sayang. Saya akan melakukan apapun untuk menjaga senyum orang orang yang saya sayangi, tapi saat ini saya malah melakukan kebodohan dengan melukai orang saya sayangi... Saat ini Cuma bisa berdoa agar semesta berbaik hati mengembalikan senyum mu... Karena jujur saja, kamu memang memiliki senyum yang manis sekali.... 

Rabu, 16 Juli 2014

Karena Aku akan selalu jadi Aku

Jangan merasa tau tentangku padahal engkau hanya kenal dengan ku. Kita memang cukup lama kenal satu sama lain, namun bukan berarti kamu bisa menilai dan menghakimi ku seenaknya. Jika hidupmu terasa begitu membosankan, jangan membicarakan hidupku dan menjadikannya bahan becandaan. Aku dan kamu jelas tak sama, sangat jauh berbeda. Merasa mengenalku hanya karena kita sering jalan bersama, makan bersama dan tertawa bersama. Tapi yah bagiku kamu hanya temanku, bukan sahabatku sehingga aku harus membagi seluruh kisah ku padamu.
Hanya bertahun berhubungan dengan ku bukan berarti kamu mengenalku. Banyak yang kamu tidak tau tentangku. Peringatan pertama sudah kuberikan padamu, dan ini adalah peringatan kedua ku buat kamu. Sampai terjadi sekali lagi, ku rasa kamu akan paham apa yang aku kan lakukan pada mu dan pada orang orang di sekitarmu.
Aku menulis ini bukan sebagai pembelaan, memperbaikki apa yang sudah engkau rusak. Aku hanya kesal saja, dan hanya ingin berkeluh kesah. Dan karena kamu tipikal yang sangat kepo sama orang lain, eh mungkin hanya pada ku sih, aku tau kamu akan baca ini.
Kamu sibuk sekali membicarakan kisah cintaku, merendahkan segala macam kelakuan yang kamu bilang “kegatelan dan kegenitan” padahal bagi aku itu biasa saja. Kamu mengenalku baru baru ini saja kan, jadi mana tau kamu kisah ku di balik yang ada di dunia maya dan sosial. Tidak punya temen perempuan kamu bilang, dan mau nya hanya bermanja sama lelaki?? Aduh mungkin kamu butuh kaca yang gede kali yah untuk bisa melihat jangan jangan kamu membicarakan diri mu sendiri.
Sekali lagi ini bukan perbaikkan untuk segala macam citra dan nama baik. I DON’T CARE AT ALL, toh aku tak begitu kenal siapa kalian. Aku hanya butuh pelampiasan itu saja. Sahabat perempuan? Ada jelas... sayangnya dia bukan yang aktif di dunia sosial. Aku hanya berasal dari kampung yang jauh, tentu sahabat kesayanganku pun ada jauh dikampung. Hiruk pikuk media sosial jelas bukan bagian dari hidupnya. Jadi jelas terlihat jarang berinteraksi sama dia. Tapi jika aku butuh dia, jelas dia selalu ada buat aku.
Ingin tertawa rasanya saat kamu bilang rasa cintaku kok murah sekali... semua orang di panggil sayang, dibilang cinta dan lain sebagainya. Sekali lagi kisah cintamu setragis itu yah sampe sibuk koment tentang kisah cintaku. Semua yang kupanggil sayang, belum tentu kekasih hatiku itu benar. Kamu bilang aku berkhianat pada kekasihku? Tebar pesona sana sini “kegatelan”... duh dear yang kamu tidak tau, adalah aku membicarakan apapun pada dia dimana aku telah berkomitment hatiku untuknya. Tidak ada yang kusembunyikan darinya, bahkan jika ada yang mendekatiku, atau jika aku kagum pada sesorangpun aku akan bilang padanya. Dear You kita sudah sama sama dewasa, mengekang jelas bukan sifatku, maka akupun tak akan mengekang pasanganku. Kamu iri ya sama aku karena tidak bisa bilang sayang kemana mana, atau jika mau jalan harus sembunyi sembunyi... Hahahahahaha.... kasian banget jadi kamu yah, hidupku tidak sesuram dan seterpenjara itu. Aku melakukannya terang terangan bukan? Tidak ada yang kusembunyikan jadi siapa yang aku khianati? TIDAK ADA

Temanku banyakkan cowok, mungkin kamu benar. Tapi bukan karena aku kegatelan dan kegenitan seperti yang kamu tuduhkan padaku... Aku suka bergaul dengan mereka karena cowok itu gak ribet dan rempong. Selalu ceplas ceplos apa adanya. Cuek sih, tapi jangan salah menilai kalau sudah tentang aku mereka super perhatian. Aku cewek gampangan kamu bilang?? Emang iyah kamu tak salah bilang. Gampang sekali menyayangi orang, memberikan perhatian pada teman temanku. Apalagi pada mereka yang aku rasa resonansi nya cocok. Tidak perlu harus jadi pacarku untuk mendapatkan segala perhatian. Dan sekali lagi, tidak kulakukan sembunyi sembunyi. Dan jika kamu bilang aku gampang tergoda, maka kamu salah. Tidak cukup hanya sekedar rasa sayang, suka, baik hati untuk membuat aku bersedia berkomitment. Karena itu hubungan aku dan sahabat sahabatku yang laki laki masih bisa berjalan dengan baik sampai sekarang, tanpa di ganggu rasa cinta dan keinginan lebih. Jika karena disayang dan diperlakukan istimewa aku langsung cinta dan bersedia untuk berkomitment waduh pacarku bakal bisa gonta ganti tiap bulan kali ..... Tapi nyatanya tidak kan? Jadi jangan menyamakan sifatku dengan sifatmu karena jelas kita berbeda. Pada akhirnya kau akan tau dengan sendirinya, kepada siapa kesetiaan ini aku berikan.  Komitment bukan hal sederhana itu dear. Bukan hanya tentang kamu dan aku saling sayang. Lebih dari itu... ada kepercayaan disana. Dan jelas ada hati yang harus di jaga dan juga menjaga. Itu saja .... Dan maaf saja yah... cara ku memperlakukan orang orang yang aku sayang tidak akan berubah. Kalau dimatamu itu adalah menjijikkan gampang kan, just unfollow, unfriend dan unshare. Tidak akan serumit ini, jika kamu langsung mengatakan padaku... sayangnya di konfirmasipun kamu tak bernyali. Kalau bingung siapa pacarku cukup tanya padaku dimana diantara mereka yang sesungguhnya kekasih hatiku. Atau jika ingin di jodohkan pada mereka pun aku tak merasa keberatan (dulu loh sebelum ada kejadian ini) tapi untuk sekarang jelas tidak.. Salam damai deh.. dan just remember ini peringatan ke dua.... 

Sabtu, 12 Juli 2014

Rasanya

Rasanya Tidak Pernah Sekacau ini, ketika terlibat dengan berbagai kepentingan yang bahkan aku sendiri tak meminta untuk di tempatkan disini.
Rasanya aku sudah hampir melupakan perasaan gamang seperti ini, terjebak dalam situasi yang serba salah.
Rasanya aku sudah hampir menyerah dengan segala tekanan yang ada, yang membuat ku susah menutup mata dikala malam hari.
Rasanya aku seperti menangis tiap malam dalam tidurku, namun ternyata tak ada tetesan air dalam sepasang bola mata.
Rasanya aku ingin marah, tapi kepada siapa? Yang tak punya nyali itu aku, jadi kenapa menyalahkan yang lainnya.

Aku disini, kebigungan... Hanya mencari sebentuk pegangan.... Entah ini benar atau salah aku sendiri tak paham benar.
Jika ini terasa benar, kenapa setiap malam hatiku merasa sedih, ingin menangis nampun tak bisa
Namun jika ini salah, namun kenapa aku bisa menikmatinya meskipun selalu ada gelisah disana..

Tuhan, aku ini hanya makhluk rapuh.
Jangan biarkan kegelisahan ini menggerogotiku
Aku takut Tuhan... Takut menyakiti...
Jika memang harus ada yang tersakiti maka biarkan itu aku saja
Jika memang harus ada yang menderita cukup aku yang rasa

Terjebak antara mereka semua...
Berikan kemantapan hati pada nya
Hingga dia dapat menjalani takdirnya
Dan akupun menjalankan sisanya

Rasa rasa nya, aku terjebak di tengah tengah
Tak bisa kemana mana dan tak berani beranjak kemana mana



Selasa, 08 Juli 2014

Kagum Itu tidak Harus Bertemu

Tidak ada yang dinamakan kebetulan didalam kehidupan. Semuaa terjadi karena sebuah alasan. Hanya saja keterbatasan sebagai manusia sajalah terkadang  tidak sabar untuk melihat mengapa hal ini terjadi.
Terus terang, media sosial menjelang pemilu ini membuat kepala saya pusing dan bahkan ingin muntah. Membela mati matian seseorang yang bahkan tidak kita kenal secara dekat, menjelekkan seseorang yang bahkan tidak tau kita siapa. Fanatisme sempit berlebihan, sehingga membuat terputusnya hubungan silaturahmi, antar sahabat, antar kerabat dan teman dekat.

Hari ini jelas saya tidak ingin membahas dunia politik yang membuat kepala saya sakit. Bagi saya politik selalu bergerak dibidang yang abu abu. Hanya pelaku dan Tuhan lah yang tau maksud dari perbuatan politikus.

Kembali kepada Prolog bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Kali ini terjadi dalam hidupku. Entah hal ini harus saya sukuri, ataukah harus saya sesali. Tidak tau, jelas saya tidak tau, saya bukan tipe orang peragu yang menggantungkan takdir saya pada orang lain. Namun setiap kali jika sudah soal hati, saya seakan tak bernyali.

Dan lagi lagi kebetulan yang sampai sekarang belum saya temukan maknanya membuatku bimbang. Saya selalu terkagum kagum pada sosok lelaki yang punya otak, lugas dalam berkata, bukan hanya enak diajak bicara namun juga berdebat, dan jelas lelaki yang cinta sekali pada negeri ini. Sederhana sekali kan rasanya standarisasi kekaguman saya ini. Terlihat seperti itu, namun pada kenyataannya sangat sulit. Bukan berniat ingin menyombongkan diri, tapi karena hobi saya membaca jelas lah sedikit banyak saya banyak tau,belum lagi tipe saya ini rada keras kepala. Berdebat dengan orang keras kepala semacam saya hanya akan ada dua pilihan gampang, dan satu pilihan sukar. Pilihan gampang nya, yang pertama jelas pasrah alias malas memperpanjang, dan pilihan ke dua emosi ikut ikutan tersulut. Nah klo bisa sampe dipilihan ketiga meladeni saya berdebat dengan santai bisa dipastikan saya akan jadi fans anda pastinya hahahaha


Dan sosok yang satu ini maakin lama makin membuat saya kagum, bukan hanyaa dari cara dia menyampaikan pikirannya, tapi juga cara dia berbicara tentang Nusantara. Cara dia mengungkapkan kecintaannya pada Nusantara. Dan jelas dia cowok yang soal isi kepala saya akui pasti diatas saya. Super Smart.... dan jelas Tenang karena jarang terpancing emosinya kalau saya lihat sih.
Percakapan tidak sengaja tentang Piala Dunia, saat dia berkata dia tidak pernah memberi dukungan pada Tim manapun selain merah putih. Baginya tim yang dijagokan hanya hitung hitungan cerdas cermat saja, tak ada perasaan apapun disana. Luar biasa ini menurut saya. Tapi bukan kebetulan ini saja yang membuat saya terpesona, entah siapa yang dahulu jelas saya tidak tau, hanya saja saat saya berkata ingin punya tatto di tubuh.. dia pun ingin nambah tatto di tubuhnya. Yah dari dulu saya ingin sekali punya tatto aksara jawa dengan ejaan Nusantara atau Jogjakarta. Dan keinginan itu makin menjadi jadi akhir akhir ini. Dan ternyata diapun demikian, hanya saja aksara yang ingin di torehkan berbeda. Penasaran saya bertanya aksara tersebut dibaca apa kepada seorang teman, bunyi dari ejaan itu adalah “Indonesia”.


Jelas itu membuat saya berkata Tuhan apalagi ini.... kenapa bisa samaan begini. Entahlah saya pun tidak tahu. Hanya saja saya makin menganggumi sosoknya.. Dari seluruh yang ada padanya, caranya mencintai negeri ini yang membuat saya terpesona setengah mati. Saat dia menjelaskan tentang reklamasi.... saat dia bercerita tentang lagenda lagenda sastra dan jelas dia cukup tau banyak tentang tulisan kuno. Fix jelas berhasil menarik perhatian saya. Kurang kurangi lah bli..... membuat saya terpesona, karena saya takut nantinya saya jatuh cinta betulan pada anda. Bahkan sebelum saya bertemu dengan anda.... Cowok bertato, tenang, dan punya otak jelas sudah itu kriteria saya sekali... Asal jangan ketambahan anda berkaca mata saja, bisa betulan cinta saya hahahhahhaha

Tutup kata,Hari ini gunakan Hak Pilih nya... Jagoan Kalah jangan MARAH... toh kita satu darah... Darah Indonesia... Salam Damai... Jayalah Nusantara.