Hari ini hari yang istimewa setidaknya buat saya. Tanggal 20
Mei 2014. Tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini sesuatu
yang istimewa bagi saya merayakan hari jadi nya. Yah klub kesayangan dan
kebanggaan saya berulang tahun. PSS Sleman 1976 merayakan hari jadinya yang ke
tiga puluh delapan. Terasa spesial karena 1 tahun yang lalu lah saya berkenalan
dan jatuh cinta pada klub kebanggaan warga sleman ini.
Dalam hidup ini saya tidak mempercayai kebetulan, setiap
gerakkan dari yang saya lakukan adalah takdir yang ditulis oleh Sang Maha untuk
saya. Hampir 15 tahun lamanya saya berada di kota yang istimewa ini, dari
kuliah hingga akhirnya saya mencari nafkah pun disini. Dari dulu saya mencintai
sepakbola, bukan sebagai pemain jelas, hanya sebagai pencinta dan penikmat
sepakbola. Namun sayangnya tidak ada satupun club bola kesayangan saya berasal
dari Indonesia. Yah belum pada saat itu karena saya belum berkenalan dengan PSS
Sleman. Saya adalah anak seribu pulau, terlahir di bagian paling barat Indonesia
yakni kota sabang, karena tuntutan pekerjaan orang tua sering sekali saya
berpindah-pindah. Sebagian darah saya berasal dari Jogkarta, yah Alm Ayah saya
berasal dari Jogjakarta sedangkan ibu saya berdarah Nias. Kecil sekali
kesempatan saya untuk mengenal klub lokal bola karena saya menetap tidak pernah
lama. Namun sekali lagi saya percaya bukan itu alasannya. Alasannya adalah saya
tidak ditakdirkan untuk menjadi bagian dari klub daerah yang saya singgahi.
Dan selalu tidak ada yang di namakan kebetulan, pada
tahun-tahun awal saya diajak untuk berkenalan oleh pasangan saya (mantan kalau
saat ini sih), untuk menonton pertandingan sepakbola secara langsung di
lapangan. Berkenalan dengan salah satu klub lokal di kota jogja ini, namun
sayang sekali pertandingan berakhir rusuh. Yang akhirnya menjadikan saya cukup
trauma dengan yang namanya nonton langsung di Lapangan. Dan menjadikan saya
Fans layar kaca.. pada salah satu klub yang berada di Negeri yang jauh Italia.
Dan jika saya sudah mencintai sesuatu, bisa dikatakan saya tipikal yang i do
everything for you. Meski fans layar kaca, saya selalu menyempatkan nonton
bareng dengan teman-teman satu hati dalam suatu komunitas. Bahkan sempat di
daulat menjadi capo untuk komunitas tersebut. Yah meski layar kaca, kita tidak
hanya nonton duduk diam, namun ada chant dan bahkan coreo yang kita lakukan.
Akhirnya takdir memang mengharuskan saya mengenal PSS
Sleman. Melalui Yusuf Wibisono atau kang UCUP tahun lalu, dengan iming-iming
tidak perlu jauh-jauh merasakan atmosfir kota Milan jika hanya ingin melihat
coreo dan chant luar biasa. Rasa penasaran saya semakin menjadi-jadi saat
disuguhi video Ring of Fire oleh Sleman Fans. Akhirnya dengan garansi “AMAN”
dari kang Ucup saya memberanikan diri ikut nonton.
Jujur saya terpesona, jujur saya
merinding, terpukau, takjub dan lain-lain. Suasana stadion nyaman dan aman bahkan
banyak keluarga yang membawa anaknya untuk menonton, di dukung dengan aksi
kreatif para suporter mereka. Dan jujur saya percaya dengan yang dikatakan
jatuh cinta itu menular. Lama-lama saya kecanduan, bukan lagi sekedar menonton
atraksi suporter namun mulai mencintai tim yang bermain di lapangan. Hati mulai
tertarik untuk memberikan semangat pada 11 orang yang berlari ditengah lapangan
yang menggunakan lambang kebanggaan di dada mereka. Mulai mencari tau, dari
mengelike fans page, follow akun twitter, sampai mencari video dan menghapalkan
chant-chant. Terima kasih untuk mas Batak dan Andrew yang meski hanya lewat
twitter mau mengajari saya chant-chant dari satu-satunya Curva Sud kesayangan
saya nantinya. Berkali-kali musim lalu saya diajak untuk berada di tribun
selatan, namun saya belum punya nyali untuk kesana. Bukan takut tapi lebih
kepada sadar diri saya belum mampu mengikuti sorak sorak itu. Berteriak lantang
selama 90 Menit seperti mereka. Namun jangan pertanyakan rasa sayang saya pada
SUPER ELJA. Jika bukan karena cinta manalah saya mau hujan badai berangkat
sendiri demi SUPER ELJA (kalau dulu sih kalau kang ucup gak berangkat saya tak
akan berangkat), sekarang sih mengglandang sendiran saya berani. Dan musim ini
alhamdulillah saya mulai bernyali berada di Curva selatan kesayangan saya,
meski belum penuh.
Pernah di prospek untuk jadi
bagian dr Laskar wong kito, dirayu buat jadi aremanita (yang semuanya
orang-orang tersayang saya yang memprospek). Saya malah jatuh cinta kepada
SUPER ELJA. Saya mungkin baru sebentar jadi bagian daru sayap-sayap mu. Namun
cinta itu bukan seberapa cepat kita jatuh cinta, namun seberapa lama dia
bertahan. Dan saya yakinkan bahwa perasaan ini akan selamanya. Perasaan yang
akan saya tularkan nantinya kepada anak-anak saya. Satu harapan saya yang belum
terkabul adalah mengawal laga tandang mu. Sekali lagi bukan karena tidak mau,
namun belum bisa. Karena kadang berbenturan dengan jadwal kerja saya. Hehehe
laga kandang saja saya sering ganti baju dikantor dan langsung ke lapangan
karena takut terlambat.
DIRGAHAYU PSS SLEMAN. TERBANG
TINGGI SUPER ELJA. PSS SLEMAN IS MY PRIDE DAN PROUD TO BE PART OF YOU. PROUD TO
BE YOURS.