Senin, 19 Mei 2014

PSS SLEMAN IS MY PRIDE and PROUD to BE Yours

Hari ini hari yang istimewa setidaknya buat saya. Tanggal 20 Mei 2014. Tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini sesuatu yang istimewa bagi saya merayakan hari jadi nya. Yah klub kesayangan dan kebanggaan saya berulang tahun. PSS Sleman 1976 merayakan hari jadinya yang ke tiga puluh delapan. Terasa spesial karena 1 tahun yang lalu lah saya berkenalan dan jatuh cinta pada klub kebanggaan warga sleman ini.
Dalam hidup ini saya tidak mempercayai kebetulan, setiap gerakkan dari yang saya lakukan adalah takdir yang ditulis oleh Sang Maha untuk saya. Hampir 15 tahun lamanya saya berada di kota yang istimewa ini, dari kuliah hingga akhirnya saya mencari nafkah pun disini. Dari dulu saya mencintai sepakbola, bukan sebagai pemain jelas, hanya sebagai pencinta dan penikmat sepakbola. Namun sayangnya tidak ada satupun club bola kesayangan saya berasal dari Indonesia. Yah belum pada saat itu karena saya belum berkenalan dengan PSS Sleman. Saya adalah anak seribu pulau, terlahir di bagian paling barat Indonesia yakni kota sabang, karena tuntutan pekerjaan orang tua sering sekali saya berpindah-pindah. Sebagian darah saya berasal dari Jogkarta, yah Alm Ayah saya berasal dari Jogjakarta sedangkan ibu saya berdarah Nias. Kecil sekali kesempatan saya untuk mengenal klub lokal bola karena saya menetap tidak pernah lama. Namun sekali lagi saya percaya bukan itu alasannya. Alasannya adalah saya tidak ditakdirkan untuk menjadi bagian dari klub daerah yang saya singgahi.

Dan selalu tidak ada yang di namakan kebetulan, pada tahun-tahun awal saya diajak untuk berkenalan oleh pasangan saya (mantan kalau saat ini sih), untuk menonton pertandingan sepakbola secara langsung di lapangan. Berkenalan dengan salah satu klub lokal di kota jogja ini, namun sayang sekali pertandingan berakhir rusuh. Yang akhirnya menjadikan saya cukup trauma dengan yang namanya nonton langsung di Lapangan. Dan menjadikan saya Fans layar kaca.. pada salah satu klub yang berada di Negeri yang jauh Italia. Dan jika saya sudah mencintai sesuatu, bisa dikatakan saya tipikal yang i do everything for you. Meski fans layar kaca, saya selalu menyempatkan nonton bareng dengan teman-teman satu hati dalam suatu komunitas. Bahkan sempat di daulat menjadi capo untuk komunitas tersebut. Yah meski layar kaca, kita tidak hanya nonton duduk diam, namun ada chant dan bahkan coreo yang kita lakukan.

Akhirnya takdir memang mengharuskan saya mengenal PSS Sleman. Melalui Yusuf Wibisono atau kang UCUP tahun lalu, dengan iming-iming tidak perlu jauh-jauh merasakan atmosfir kota Milan jika hanya ingin melihat coreo dan chant luar biasa. Rasa penasaran saya semakin menjadi-jadi saat disuguhi video Ring of Fire oleh Sleman Fans. Akhirnya dengan garansi “AMAN” dari kang Ucup saya memberanikan diri ikut nonton.
Jujur saya terpesona, jujur saya merinding, terpukau, takjub dan lain-lain. Suasana stadion nyaman dan aman bahkan banyak keluarga yang membawa anaknya untuk menonton, di dukung dengan aksi kreatif para suporter mereka. Dan jujur saya percaya dengan yang dikatakan jatuh cinta itu menular. Lama-lama saya kecanduan, bukan lagi sekedar menonton atraksi suporter namun mulai mencintai tim yang bermain di lapangan. Hati mulai tertarik untuk memberikan semangat pada 11 orang yang berlari ditengah lapangan yang menggunakan lambang kebanggaan di dada mereka. Mulai mencari tau, dari mengelike fans page, follow akun twitter, sampai mencari video dan menghapalkan chant-chant. Terima kasih untuk mas Batak dan Andrew yang meski hanya lewat twitter mau mengajari saya chant-chant dari satu-satunya Curva Sud kesayangan saya nantinya. Berkali-kali musim lalu saya diajak untuk berada di tribun selatan, namun saya belum punya nyali untuk kesana. Bukan takut tapi lebih kepada sadar diri saya belum mampu mengikuti sorak sorak itu. Berteriak lantang selama 90 Menit seperti mereka. Namun jangan pertanyakan rasa sayang saya pada SUPER ELJA. Jika bukan karena cinta manalah saya mau hujan badai berangkat sendiri demi SUPER ELJA (kalau dulu sih kalau kang ucup gak berangkat saya tak akan berangkat), sekarang sih mengglandang sendiran saya berani. Dan musim ini alhamdulillah saya mulai bernyali berada di Curva selatan kesayangan saya, meski belum penuh.
Pernah di prospek untuk jadi bagian dr Laskar wong kito, dirayu buat jadi aremanita (yang semuanya orang-orang tersayang saya yang memprospek). Saya malah jatuh cinta kepada SUPER ELJA. Saya mungkin baru sebentar jadi bagian daru sayap-sayap mu. Namun cinta itu bukan seberapa cepat kita jatuh cinta, namun seberapa lama dia bertahan. Dan saya yakinkan bahwa perasaan ini akan selamanya. Perasaan yang akan saya tularkan nantinya kepada anak-anak saya. Satu harapan saya yang belum terkabul adalah mengawal laga tandang mu. Sekali lagi bukan karena tidak mau, namun belum bisa. Karena kadang berbenturan dengan jadwal kerja saya. Hehehe laga kandang saja saya sering ganti baju dikantor dan langsung ke lapangan karena takut terlambat.
DIRGAHAYU PSS SLEMAN. TERBANG TINGGI SUPER ELJA. PSS SLEMAN IS MY PRIDE DAN PROUD TO BE PART OF YOU. PROUD TO BE YOURS.

Senin, 05 Mei 2014

Cinta itu keajaiban yang diusahakan

I do believe, we found the greatest love of all inside of us , just if we want to try.....


Akan sangat sulit sekali menjalani hubungan yang diikrarkan sehidup semati kalau salah satunya sejak awal tengah berusaha menepis eksistensi diri sendiri. Iya dong, ya. Cemburu yang berlebihan itu apa coba penyebabnya kalau bukan kurang pede? . Sampai kapan kita sanggup berusaha menjadi orang lain kalau hanya untuk meraih simpati dari orang lain? 
Tidak mungkin menyayangi orang lain kalau tak mampu menghargai diri sendiri. Itu pasti . Karena kalau ada yang menganggap bisa itu namanya bukan bercinta tapi berkorban . 
Karena ketertarikan fisik, materi, apalagi kalau cuma embel-embel hati saya berdebar-debar sejak pertama bertemu ... sooner or later, they're all gone. Semuanya akan memudar bahkan tak mungkin akan terbenam selamanya.
Jadi yg menentukan adalah bagaimana setelah ijab kabul selesai, apa yang terus kita perjuangkan setelah buku nikah resmi di tangan, setelah pendeta berujar, "you may kiss your bride" atau setelah para saksi menegaskan, "sah!"
Karena katanya (nah, yang ini bukan kata saya), cinta itu kata kerja . Bukan kata sifat yang bisa menghilang. Tapi kata kerja yang bisa terus diusahakan. Not to just feel it, but to work on that .. all the time!


Trust me, sooner or later, "kaulah segalanya" atau "i'd do anything for you" atau "you are the only one, my everything .... will fade away tertiup masa.  Tapi bukan berarti apa yang sudah disatukan dan diikrarkan di depan Tuhan hilang seiring waktu kan.... Rasa deg-deg an yang ada di hati boleh hilang, rayuan gombal boleh memudar, tapi cinta yang meneurut kamus bahasa inggris atau indonesia masuk ke dalam kata kerja, akan berfungsi jika kita bekerja. Jadi jangan lupa kata kerja, kata kerja, kata kerja hehehe. As long as we both are working on that, it's always there, tidak pernah ke mana-mana . Selama keduanya masih mengusahakan, seperti halnya matahari... saat malam datang dia tidak menghilang meninggalkan bumi.. hanya bulan menghalangi cahaya nya. Namun selagi bumi masih terus berputar maka pasti akan segera menemukan cahaya surya yang tersembunyi.

Jadi, jika ada yang bercerai, saya kurang sepaham bila dibilang sudah takdir, anu-anu-anu, sudah tidak cinta, sudah berbeda arah, sudah tidak cocok... lah, memangnya mana ada di dunia ini dua pikiran yang benar-benar akan sejalan 100%? . Mana ada... bahkan mahluk kembar sekalipun akan ada bedanya.
Saya tidak menentang perceraian. Dan tentu saja tak ingin menghakimi siapa pun yang telah memilih jalan ini . Again, we don't judge others for often we don't know the whole story.


Cuma kurang sependapat saja jika cinta lagi yang disalahkan. ATAU PERBEDAAN LAGI YANG DIKAMBINGHITAMKAN. Karena dari awal pun kita semua diciptakan berbeda oleh sang pencipta. Pernikahan puluhan tahun tak akan membuatnya jadi sama
Di mata saya, jika pasangan yang sudah menikah memutuskan berpisah itu karena salah satunya atau mungkin dua-duanya sudah memutuskan untuk berhenti berusaha. Bukan karena cinta sudah pergi, simply because they decide to stop working on that . Sotoy? Enggak apa di bilang sotoy... namanya analisis ngawur suka suka gueeeh wkwkwkw



Tapi adalah benar bila salah satunya sudah memutuskan secara bulat untuk tidak meneruskan pernikahan, yang satunya sebaiknya jangan berani-berani memaksa untuk mengarungi kehidupan dalam kapal yang sama. Cepat atau lambat, kapalnya pasti akan karam juga. It takes two tango, yes? Itu gambaran sederhananya... bayangkan aja sebuah kapal antara nahkoda dan awak kapal berbeda tujuan... Kapten dan awaknya harus selalu bekerja sama agar kapal selamat sampai tujuan. Kalau enggak yah semacam Titanic dah, awak kapal bilang kapten ada gunung es, baiknya menghindar.. Kapten bilang tenang aja ini kapal hebat.. walhasil kita semua tau the end of the story akuh rasa.....
Selalu diperlukan usaha keras dari suami dan istri untuk terus mempekerjakan si cinta ini dalam hati masing-masing. And it's not related with whether you've already had kids or not . 
Ini pengalaman pribadi saya, seorang ibu dan bapak yang saya jelas tau bukan pengantin baru... mengantarkan seorang anak untuk potong rambut, dan si ibu juga akan creambath.. saat sang ibu di creambath sang anak bercanda dengan bapak paruh baya tersebut. Namun saat sang anak yang gantian di potong rambutnya dengan mesranya ibu dan bapak ini bercengkrama. Saat mereka sudah selesai tibalah giliran saya, yang punya salon malah panjang lebar cerita tentang kedua pasangan tersebut. Bahwa mereka berdua tidak dikaruniai anak, namun banyak sekali memiliki anak asuh, dan itu salah satunya. AMAZING... cara mereka bekerja mempertahankan cinta....
Tapi akan jauh berbeda jika kita melihat pasangan selebriti yang usia nikahnya masih seumur jagung, memiliki seorang anak yang imut malah an sudah melayangkan surat cerai... Jadi cinta dalam lembaga perkawinan jelas tolak ukur pengikatnya bukanlah anak.  

Pada akhirnya, tak ada pasangan yang sempurna. Bertengkar itu biasa,. Kadang sampai ingin pisah juga sih, tapi tak perlu harus benar-benar dibiarkan terjadi, kan? Jika Jika dan hanya jika... kedua belah pihak yang bersatu atas nama cinta masih saling ingin bekerja dan memperjuangkan.

“We come to love not by finding a perfect person, but by learning to see an imperfect person perfectly.” ― Sam Keen, To Love and Be Loved

Saat aku lanjut usia
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau slalu di sini
Menemani aku bernyanyi

Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas

Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki tlah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain

Saat perutku mulai buncit
Yakinlah ku tetap yang tersexy
Dan tetaplah kau slalu menanti
Nyanyianku di malam hari

-SOS – Saat Lanjut Usia-