Kamis, 26 September 2013

Karena Kualitas Tidak Pernah Bisa berbohong.. Imitasi akan selalu jadi imitasi pada akhirnya

Tiba-tiba jadi ingin berbagi cerita setelah curhat panjang saya dengan sahabat saya semasa kuliah. Sebuah kata-kata yang sangat-sangat menyentuh dari dia adalah “Aku iri sama kamu na.. sekarang kamu bisa terlihat lebih hidup dan apa adanya”. Hal yang tidak aku sadari... dan ternyata di lihat oleh sahabat-sahabat dekatku.
                Akhirnya menuliskan ini dalam Blog karena mungkin ini bukan yang pertama ketika seorang sahabat bercerita tentang bahwa betapa mereka merasa bahwa ternyata selama ini komitment yang dirasa ada dulu ternyata hanyalah semu belaka. Posisi mereka adalah sebagai kekasih yang tidak dianggap. Hanya karena ketika saat dulu mereka pacaran, sang pacar bahkan hanya sekedar di FB saja tidak mau untuk menuliskan status in relationship. Dan ujung-ujungnya mereka merasa ada yang kurang dari diri mereka sehingga mereka malu untuk diakui.
                Cukup sedikit bikin kesal, dikarenakan mereka merendahkan diri mereka sendiri demi orang yang menurut saya tidak layak jangankan buat di sedihi.. disesali pun tidak layak. Percakapan panjang yang akhirnya membawa saya kembali membuka lembar-lembaran lama dalam chapter yang lalu dalam buku kehidupan saya. Dan Alhamdulillah saat membicarakan masa lalu yang menurut saya cukup berat saat ini saya membicarakannya dengan nada bangga, karena ternyata apa yang dulu saya tangisi dan saya sesali membentuk saya menjadi pribadi siapa sebenarnya saya. Dan sekarang saya dipertemukan dengan orang yang tepat.
                Saya dicintai dan mencintai orang yang bisa menguatkan saya, menerima saya apa adanya sehingga menjalani apa yang bagi orang lain berat, kita bisa menghadapi dengan pelan-pelan. Pernah ditinggal menikah, ditinggal meninggal, dan diselengkuhi. Mirip sinetron yah rasanya, namun apa yang saya berani menyatakan it’s work karena sudah saya alami dan saya terapkan.
                Sempat berada di posisi terpuruk sampai kehilangan berat badan secara ugal-ugalan, sampai akhirnya saya berada diposisi menikmati hidup. Saat itu teman saya mengatakan apakah dia harus berubah agar lebih diterima dan tidak lagi “disembunyikan”. Dan jelas saya menolak dengan keras, saat itu perkataan yang saya sampaikan padanya adalah, jika kamu ingin dicintai dengan apa adanya maka berlakulah dengan apa adanya. Bagaimana kamu mendapatkan yang asli sedangkan yang kamu tampilkan adalah imitasi. Kamu ingin terlihat baik hanya agar ada yang tertarik, jadi sampai kapan kamu akan membuat hal palsu itu bertahan dalam sebuah komitment?
                Saat itu, saya sampai mengatakan kepadanya tentang kondisi fisik mantan pacar sang kekasih hati dulu. Seorang SPG, cantik itu jelas.. pinter dandan sudah pasti.. dibandingkan dengan saya jelas bagai bumi dan langit... Saya haduh lebih sering dibilang cowok dari cewek... gak ada cantik-cantiknya. Namun ternyata apa yang membuat hati kami berdua saling terkait dan terikat bukanlah faktor itu.. Namun dia mampu menangkap hal positif dariku.. begitu juga sebaliknya.
                Motivasi yang saya berikan padanya hanyalah jika dia bisa menikmati hidupnya, menjadi dirinya apa adanya maka dia akan bertemu dengan orang yang mencintainya apa adanya. Dan membuat dunia yang dia bisa nikmati dengan indah dan syukur akan lebih berwarna lagi dengan orang yang tepat. Bagaimana Tuhan akan memberikan orang yang tepat buat ketenangan jiwa.. jika kita sendiri saja selalu tampil dengan kepura-puraan.
                Cinta itu sederhana, kitalah yang membuatnya rumit. Saya benar-benar bersyukur bertemu dengannya pada saat yang tepat. Setelah saya menjadi pribadi apa adanya... Dan diapun begitu adanya. Sehingga saat kita sama-sama ditakdirkan untuk mencintai satu sama lain, kita menikmati apa adanya dia dan apa adanya saya.
                Cinta itu sederhana... jika kita berjuang terlalu keras untuk berada disampingnya dengan menjadi apa yang dia inginkan maka itu bukan cinta. Kita hanya mengidolakan dia dan akhirnya membentuk pribadi yang ingin dia lihat.. bukan pribadi yang dia perlukan.
                Cinta itu sederhana... jika dia membiarkan kita berjuang sendirian maka apa yang ada itu bukan cinta tapi pendampingan. Karena dalam cinta tidak ada yang berjuang sendirian. Ketika itu memang benar cinta maka tidak akan ada kata aku dan kamu dalam perjuangan, yang ada hanyalah kita.
                Cinta itu sederhana... jika dia tidak ingin mengenalkanmu pada dunia.. maka apa yang dia rasa mungkin tidak layak diperjuangkan. Karena jika dia benar mencintai dengan bangga dia akan mengenalkan kita pada dunia. Karena kitalah yang membuat dunia nya lebih berwarna. Bukan sekedar pengakuan tapi dengan itu kita tau apa nilai kita bagi hidupnya.
                Cinta itu sederhana... jika kemarahan mampu membuatnya tidak peduli, cuek dan selalu membuat khawatir.. maka itu bukan cinta.. hanya sebuah rasa suka... suka berada pada posisi yang menyenangkan.. dan meninggalkan saat itu dirasa sulit. Dan sedikit amarah bisa membuat suka berubah jadi tidak peduli.
                Buat kamu sahabatku yang tersayang... jangan membentuk pribadimu hanya karena ingin dicintai dan mendapatkan pasangan. Namun cobalah menjalani hidup dengan bahagia, melakukan apa yang kamu sukai, letakkan topeng demi menyenangkan orang lain. Mulailah dengan mensyukuri dirimu apa adanya. Dan pada saatnya akan datang padamu orang yang tepat. Yang jangankan hanya sekedar fisik.. bahkan masa lalu yang burukpun tidak membuatnya berhenti untuk berada disamping mu.... Untuk apa berjuang demi orang yang salah.. akan lebih baik menikmati apa adanya hingga tiba saatnya dipertemukan dengan orang yang tepat....

  I do miss moment that we have done stupid thing.... 

Rabu, 18 September 2013

The Reason Is Because We LOVE INTER that's IT



Kebanggaanmu akan kelompok atau komunitasmu, jangan sampai melebihi kebanggaan mu pada klub kebanggaan yang jelas seharusnya lebih disayangi dibanding komunitas mu. Inspirasi yang agak bener di pagi ini setelah semalaman susah tidur, karena merhatiin TL dan recent updates yang saling sindir-menyindir.
Sebelumnya sih, saya ingin meminta maaf terlebih dahulu jika sekiranya apa yang nanti mungkin dibaca ini, menyebabkan rasa tersinggung, rasa marah atau malah bilang saya sotoy sok tau de el el. Tapi apa yang saya tulis disini hanyalah sekedar pemikiran saya, mungkin serampangan atau sok tau tapi tidak ada maksud lain dari tulisan ini selain “curhat”  karena kejadian yang menurut saya sedikit miris. Apakah iya rivalitas dan kebanggan terhadap suatu komunitas mengalahkan rasa bangga pada alasan kenapa komunitas itu tercipta. Entahlah....
Perdebatan antara sejati dan karbitan, antara fans biasa atau ultras saya pun tidak tau jika diminta untuk menjelaskan defenisi dan perbedaan dari hal-hal yang bertentangan tersebut. Yang saya tau saya mencintai sebuah klub sepakbola, dengan warna kebanggan BIRU dan HITAM.. yang letaknya berada jauh-jauh dari tempat saya tinggal. Yang mungkin (dulu) hanya mimpi saja bagi saya untuk bisa melihat mereka semua secara live tanpa batasan layar kaca. Karena kecintaan saya terhadap klub ini lah membawa saya ke sebuah komunitas dimana teman-teman sejenis berkumpul. Dan tentu saya merasa sangat bersyukur bisa tergabung dalam komunitas ini. Membuat saya menemukan sahabat-sahabat sejati yang bahkan terkadang apa yang mereka lakukan  buat saya melebihi dari apa yang saya bayangkan.  Dan jika bisa saya tambahkan saya pun menemukan belahan hati saya dengan perantara komunitas ini.
Pernah berada diposisi membership dalam komunitas membuat saya mengerti satu hal.. Menggugah kesadaran itu susah. Karena ini bukan tentang kewajiban hanya tentang kesadaran diri sendiri, dan Tabu rasanya mempertanyakaan kecintaan seseorang terhadap INTER, serta betapa susahnya mengubah sudut pandang dan mengarahkan rasa cinta itu harus dibuktikan dan ditunjukkan secara nyata. Dan apa yang terjadi pada recent updates, TimeLine saya malah menunjukkan yang sebalikknya, cukup Miris juga jadinya. Semua maksud dan tujuannya sih saya yakin baik, dan tidak ada niatan sedikitpun untuk menyalahkan orang lain, tapi penyampaian yang terkesan terburu-buru dan tidak ada pendekatannya malah makin memperkeruh suasana. Sekali lagi saya pernah berada diposisi bagaimana dulu saat ingin mendatangkan INTER betapa susahnya untuk sekedar meminta mereka yang datang NOBAR hanya untuk mengisi FORM agar mau mendaftar member. Pada waktu saya di posisi itu, saya tidak akan berbohong dan mengatakan saya tidak menggunakan segala macam cara.. dari yang halus sampai yang rada keras, dari yang rayuan sampe sindiran sinis, karena apa? Karena pada saat itu saya berada dalam posisi kepengurusan, dan jelas dalam hati saya ada kata-kata “Cuma gitu aja kok susah sih, padahal kan cuma segitu doang’. Pembenaran yang terjadi pada nurani saya pada saat itu.
Namun saat saya sekarang, berada di posisi “luar” tidak dalam lingkup kepengurusan dalam komunitas itu, saya memahami apa yang ada dibenak mereka. Rasa Cinta mereka terhadap INTER jangan diragukan, tak perlu pula dipertanyakan. Saya yakin rasa cinta mereka tidak akan kalah dibandingkan dengan mereka yang sudah menunjukkan kontribusinya secara nyata pada INTER. Tapi sekali lagi yang perlu diingat adalah cara mencintai INTER itu berbeda-beda, dan jangan sampai karena cara mencintai yang berbeda ini pula menyebabkan jadi terpecah belah. Tidak ada yang salah dari cara mencintai, kita tidak bsa mengatakan hanya karena dia tidak membeli jersey ori maka rasa cintanya kepada INTER tidak sama besarnya dengan yang memakai jersey KW atau yang tidak membeli jersey sama sekali. Atau yang lebih parah dari BC yang saya terima kemarin tanpa ID Card Resmi dari INTER bagaimana mungkin bisa bilang bahwa kita seorang INTERISTA. Saya tidak menyalahkan yang mengirim BC seperti itu, karena saya sendiri pernah berada di posisi seperti itu dulu. Dan saya pun tidak menyalahkan yang “marah” karena merasa rasa cintanya diragukan hanya karena hal “sepele” bagi mereka.
Jujur saya mengakui, saya termasuk dalam kategori yang akhirnya mendaftar setelah ada info-info dan kebanjiran BC tentang itu. Bukan karena saya merasa tersindir, hanya karena sindiran tidak akan mampu membuat hati saya tergerak untuk melakukan hal yang tentu menyita waktu dan uang saya. Hal yang dulu tidak sampai pada pemikiran saya ketika saya berada di posisi pengurus. Saya mulai menelaah dan mulai mengerti bahwa bukan ketidakpedulian yang membuat orang tidak mau meregister dan membuat ID Card. Namun mungkin karena menurut saya sih karena saya ngerasa ada kendala disana.  Saya berkaca ini ke adek saya yang juga sama-sama interista, dia bilang dia ingin pesan ID Card, bagaimana cara nya dia bertanya ke saya (pada saat itu lebaran dan saya berada di kampung) adek saya tipikal yang jauh dari sosmed dll dsbnya. Waktu saya bilang harus registrasi OL dulu.. dan pada saat dicoba kebetulan emang miskin sinyal gagal dan susah sekali. Akhirnya batal dah dia daftar, sampai dia harus kembali ke tempat yang sinyalnya makin miskin... Dan saya pun, ogah-ogahan buat registrasi .. karena saya berpikir yah nanti-nanti saja. Toh tidak begitu penting ini. (itu pemikiran saya pada saat itu).
Banjir BC pun saya tetep cuek aja, dan sesuatu terjadi menurut saya tidak ada yang namanya kebetulan. Pada saat banjir BC tentang ID Card itu terjadi. Saya lagi mantengin TL CS_SHOP tentang penghasilan yang didapat dan berapa royalti yang mereka akan kasih buat PSS Sleman. Pemasukkan klub itu hanya dari : Tiket Pertandingan, Hak Siar, dan komesial (baik itu sponsor atau penjualan merchandise). Betapa supporter memegang kendali penuh sebenarnya atas keuangan klub jika saja memiliki kesadaran diri. Dan saat menyadari itu, dengan sendirinya saya mencari tau dan mau “repot – repot” untuk daftar, sms, dan transfer.
Saya sih tidak begitu menaruh perhatian setelahnya, karena bagi saya sudah melakukan hal yang saya bisa, bukan demi membantu agar komunitas tempat saya bernaung tetap menjadi Official. Namun karena kesadaran dari saya sendiri bahwa apa yang dikatakan teman-teman BCS betul, jika saja suporter mau sama-sama sadar 1 rupiah yang kita beri sangat berharga buat klub yang kita banggakan dibandingkan adu mulut atau adu badan dengan rival untuk membela klub.
Yah menyandang status Official itu tentu membanggakan. Bukan dengan alasan keren-kerenan kalau menurut saya. Namun lebih dari itu ketika kita diakui minimal kita tau CINTA KITA TIDAK BERTEPUK SEBELAH TANGAN. Betapa menyenangkan rasanya ketika bahkan dengan jarak ribuan kilometer tidak menutup kemungkinan bagi mereka para pejuang lapangan tau bahwa ada cinta disana, ada dukungan disana. Itu penting nya status official bagi fans club yang jauh nya ribuan kilometer terpisah bukan hanya jarak, namun juga waktu. Cinta bersambut itu tentu menyenangkan. Bohong kalau kita tidak bangga saat situs INTER menyebut INDONESIA, atau bahkan mencoba berkomunikasi dengan bahasa INDONESIA. Jelas BANGGA sekali karena DITANGGAPI.. dan DIAKUI bahwa INDONESIA itu ADA.. apalagi setelah tau bahwa INDONESIA dengan member terbanyak diseluruh dunia. Dan hanya karena mereka tau bahwa ADA DUKUNGAN DISINI.. ADA YANG MENCINTAI DISINI. Dan bagi INTER INDONESIA ITU SATU NEGARA.
Apa yang Ingin saya sampaikan dari celoteh panjang saya disini, kita berhak memilih bagaimana cara kita mencintai, atau dikomunitas mana kita akan berada, tidak ada yang salah dengan hal itu. Yang mungkin harus sama-sama kita sadari bersama meskipun sedikit alangkah menyenangkan memberi bantuan ke INTER. Iya sih kita tidak sekaya TOHIR, atau BAKRIE yang akan ngasih ratusan juta buat INTER. Tapi jelas kita dan TOHIR jauh berbeda, dia melakukannya karena BISNIS. Dan kita eh saya melakukan karena saya mencintai INTER. Saya jelas belum mampu untuk membeli produk-produk mahal INTER, namun meskipun sedikit dari negeri yang jauh ini saya ingin kasih dan cinta saya pada INTER ditanggapi dan diakui. Dan bayangkan jika setiap dari kita yang mencintai menyumbangkan 1 rupiah saja untuk INTER dengan kesadaran kita sendiri bahwasannya kita sebenarnya bisa membantu... Seperti hal nya tag line Dalam ID CARD kali ini Love is Love.. Yup Cinta adalah Cinta.. Kita bisa memilih dengan bebas bagaimana cara kita mencintai, tapi alangkah lebih menyenangkan jika rasa CINTA kita bisa membantu KLUB yang KITA CINTA.
Sebagian pihak mungkin senang jika status official salah satu dicabut, tapi bagi saya itu hal aneh. Kegagalan memenuhi kuota yang disyaratkan, hanya akan membuktikan INDONESIA bukan Pangsa Pasar yang Bagus Buat INTER. Dan diakui atau tidak, bagi INTER itu adalah satusatunya alasan kita layak diberi perhatian. Jadi sangat disayangkan kalau menurut saya, ketika kita difasilitasi untuk memberi kontribusi langsung hanya karena hal-hal sepele malah mengalahkan kebanggaan kita pada INTER. Yah jangan sampai kebanggan Komunitas mengalahkan rasa bangga pada alasan kenapa kita berada pada komunitas itu. Nothing Happend without ACTION.. yah INTER akan begini-begini saja jika kita tidak sadar bahwa kita punya arti penting untuk membangun klub ini meski sedikit.
Akhir kata, saya tidak ingin menyinggung siapapun, tidak menyalahkan atau membenarkan siapapun. Bagi saya INTER yang UTAMA dan FORZA INTER


Kamis, 05 September 2013

Unity In Diversity



  

Perbedaan tapi tetap satu... Atau Bhineka Tunggal Ika... Pernyataan yang indah, namun bukanlah hal mudah untuk dijalani, bagaimana mungkin perbedaan bisa dibuat menjadi satu. Jika dua bisa dijadikan satu, logikanya adalah tentu satu itu berubah menjadi setengah... Setengah tambah setengah baru bisa jadi satu.. Logika matematika nya yah begitu itu. Iya ndak sih???
Tumben yah ngeliat bahasan serius di blog melow ini? :D .. Gak usah bingung itu hanya prolog kok bahasan selanjutnya yah balik-balik ke soal Cinta dan Kasih kok... hehehe . Mendadak menulis ini karena memperhatikan beberapa teman yang menurut ku sungguh luar biasa demi menarik perhatian atau sekedar agar ada bahan yang bisa dijadikan pembicaraan dengan target pujaan hati, melakukan hal yang bahkan mungkin diluar pemikiran dia sama sekali. Namun demi yang tersayang mau dah bela-belain untuk mencari tau dan mau mulai masuk ke dalam dunia baru tersebut demi sang pujaan hati.
Salahkah??? Saya rasa tidak salah... Asalkan jangan berlebihan... jangan terlalu berlebihan dalam dunia baru tersebut. Syukur-syukur kalau memang ternyata bisa suka, namun setelah dicoba tetap ada rasa terpaksa, ada baiknya jujur dan melepaskan. Yah pada saat PDKT sih sah-sah aja kita jungkir balik mencari perhatian dan menyesuaikan langkah dengan langkah sang pujaan, namun jika memang pada saatnya perasaan saling bersambut maka saat itu lah JUST BE UR SELF.... diakui atau tidak.. disadari atau tidak, tidak dapat dipungkiri sebagian besar dari kita ketika memilih pasangan kesan pertama sangat-sangat penting... Yah menurut saya sih adalah Dusta saat kita bilang bahwa penampilan luar itu tidak penting, hati lah yang paling penting... Kita tidak akan pernah sampai ke kesimpulan itu, jika kita sendiri tidak pernah melakukan trial dan eror, sampai akhirnya menemukan formula yang tepat. (Berkaca dari pengalaman pribadi sih)...
 Usia remaja SMP atau SMA jelas saat kita memilih pacar, yang dipilih tentu yang enak diliat dan gak malu-maluin kalau diajak jalan, kalau bisa sih seseorang yang mempunyai tingkat popularitasan  yang tinggi. Saat memasukki dunia kuliah, dari yang sekedar tampan mulai berubah kepada kearah dimana intelektual pasangan harus seimbang atau jika wanita mesti memilih yang lebih, yang bisa mbayari klo lagi jalan dll dsb... Namun seperti yang saya sampaikan diatas, semakin sering jatuh... dan bisa berdiri kembali dengan tegak maka akan berubah pula cara pandang terhadap sesuatu, dan saat memang usia matang yang kita cari adalah pasangan yang menentramkan jiwa, pasangan yang membantu dalam mewujudkan mimpi-mimpi  menjadi kenyataan.
Kekasih, pacar, atau pasangan... kita sebut demikian saat kita berkomitmen menjadi KITA... dari AKU dan Kamu menjadi KITA.  Dalam perjalanan dari aku dan kamu menjadi kita tentu akan banyak penyesuaian, pemahaman dan pengertian yang dibutuhkan. Banyak yang bilang kita bisa mencintai sesorang karena kecocokkan yang terjadi.. kesesuaian yang terjadi... barulah kita bisa menjadi pasangan. Dulu sebelum bertemu dengannya aku mungkin menyetujui apa yang tersebut barusan, Namun setelah bertemu dengannya aku tau bahwa terkadang tidak harus sama untuk menjadi satu. Bukanankan musik menghasilkan melodi yang indah karena susunan nada yang berbeda yang dijadikan satu.

Sifat ku dan karakternya bisa dikatakan hampir bertolak belakang, bukan hanya tidak cocok namun benar-benar bertolak belakang antara satu dengan lainnya... Dia teramasuk tipe yang introvert.... susah sekali untuk bisa berhubungan dengan orang lain... kalau tidak diajak bercakap-cakap atau tidak kita memulai pembicaraan terlebih dahulu, maka dia tidak akan memulainya.. sementara aku??? Hahahahaha jangan ditanya.. satu kata kalau ketemu kesannya adalah CEREWET... tipikal yang suka SKSD sama orang...  Dia tipikal yang segala sesuatu itu harus terplaning... sementara aku.. tipe yang just let it flow... Hampir tidak ada kesamaan antara aku dan dia....
Saat aku dan dia bertemu untuk pertama kali nya... tidak akan ada yang bisa menduga entah itu di aku ataupun dia... bahwa akhirnya kami berdua menjadi satu menjadi KITA.... Tapi apa yang pepatah bilang bahwa cinta menyatukan semua nya adalah benar... Ya... karena cinta lah, akhirnya aku dan dia bisa menjadi kita... Namun ditengah perbedaan yang timbul dimana-mana antara aku dan dia.. bahkan tidak ada yang saling memaksakan untuk merubah satu dengan yang lain... Dan sekali lagi terbukti benar... saat dia memang benar mencintai dengan sebenar-benarnya akan menerima segala kurang dan lebih nya... Saat orang benar-benar jatuh cinta, mungkin dia akan buta terhadap lingkungan sekitar... namun akan membuka mata dan hatinya secara luas bagi pasangannya.
Ada yang bilang... hancurnya sebuah hubungan, bukan karena kurang nya cinta.. namun karena kurangnya penghargaan dari pasangan... Jadi bagaimana kita bisa bilang dicintai saat kita bahkan tidak dihargai?? Saat semua yang kita lakukan terlebih untuknya.. bahkan hanya dianggap sebagai usaha sekedarnya... C’mon girl just open your eyes... cinta tidak sesempit dan sekerdil itu.....
Prolog yang panjaaaaang yah, untuk menyampaikan beberapa point kesimpulan menurut analisis sembarangan ku :D .....
1.       Dalam cinta, bukan menghilangkan perbedaan yang ada untuk disatukan... namun dengan cintalah kita bisa menyatukan hal yang berbeda dengan sebuah harmonisasi satu sama lain... karena jika benar saling cinta... dan KITA bekerja setiap belah hati selalu memikirkan hati yang lainnya... tiap kepingannya memikirkan kepentingan yang lainnya.
2.       Mencoba menarik perhatian pasangan, dengan merubah “kebiasaan” itu bukanlah hal buruk... tapi jangan sampai kebablasan yah girl... Kalau sampe kebablasan yang dicintai pasanganmu takutnya pantulan cermin dari dirinya dalam diri kita... Kalau memang ingin serius berhubungan... Just be Ur self... dalam kurang kita, dia melengkapi dalam lebihnya kita dia yang menguatkan.
3.       Be Ur Self bukan berarti kita keras kepala dan merasa ini apa adanya aku... tapi coba dengarkan apa yang pasangan minta... Logiskah saat dia minta sebuah perubahan.. apakah benar ini demi kebaikkan KITA.. atau hanya demi DIA... intinya sih... pengertian dan keseimbangan masing-masing sisi.
Pelangi itu Indah karena banyaknya warna yang menghiasi... dan dalam pelangi tidak ada warna yang dominan... Maka belajar lah dari itu... perbedaan yang bisa diharmonisasikan akan sangat-sangat menyenangkan... Karena tidak ada yang sempurna dalam dunia ini.. Jika dibuat seragam bagaimana bisa menutupi kekurangan... Tuhan menciptakan makhluknya secara berpasangan agar SEMPURNA... karena dalam kekurangan disatu sisi... Tuhan menitipkan kelebihannya disisi lainnya....  So my baby girl... jangan terlalu jauh yah mengikiti gaya hidupnya.. karena kamu punya gaya hidupmu sendiri....