Lini
masa saya kali ini lagi rame banget, tentang bahasan "aturan berpakaian
buat wanita di dalam stadion". Agak repot emang kalau urusan yang satu
ini, karena bagaimanapun juga terjadi dua arah antara laki-laki dan perempuan.
Tidak ada benar atau salah kembali lagi ini soal menempatkan diri dan
pengendalian diri. Sedikit sharing atau cerita tentang pengalaman saya sendiri.
Saya ini tipikal cewek yang mandiri dan apa-apa biasanya ngurus sendiri dan
senang melakukan sendiri. Tahun-tahun awal saya kenal PSS pun kalau nyetadion
entah itu away atau home pun biasanya saya lakukan sendiri, banyak yang bilang
nekat. Tapi pada saat itu saya berpikir positif bahwa dalam satu tribun itu
kita semua keluarga, dan tidak akan ada keluarga yang menyakiti anggota
keluarga sendiri. Tapi ternyata itu tidak sepenuhnya juga benar.
Awal
saya nonton di Tribune kuning sendirian, saya dipepet sama maz-maz ketika
disana, makin lama pertandingan berjalan makin rada berani godaannya, karena
makin kesini kondisinya makin teler akibat alkohol. Sampe akhirnya saya harus
kabur dan pindah tempat karena takut. Kondisi Pakaian saat itu? Jelas sesuai
aturan, sopan dan pantas. Menggunakan Kaos, celana panjang gelap dan sepatu.
Tidak ada pamer-pameran badan. Padahal saya ini mah tipe yang suka sekali pake
baju yang agak buka-bukaan kalau kemana mana, bukan karena ingin pamer badan
sih, tapi lebih karena suka risih orangnya. Gak betahan kalo pake yang
panjang-panjang. He he he... abis
itu "curhat" lah saya di blog pribadi dan tuiter.
Respon
nya positif, tidak ada yang menyalahkan saya atau maz-maz tersebut, malah
banyak yang menawari saya kalau mau nyetadion boleh bareng-bareng mereka. Biar
ada yang jagain.. Sehingga akhirnya saya jadi banyak kenalan. Tapi sampe
sekarang pun saya lebih sering sendiri ke stadion, bukan karena ndak mau gabung,
tapi sering kali saya datengnya suka telat dan mepet karena urusan kerjaan.
Nah itu dari maz-maz yang gak bisa menahan
diri. Tapi saya juga punya pengalaman bagus dan bikin saya takjub kok pas di
Tribun Kuning. Masih sama lah sebenernya tentang perlakuan pada wanita di
tribun. Ketika moment saling rangkul ditribune. Maz-maz sebelah saya saat itu
muka nya sangar, tatto nya banyak, kalau saya tipe yang suka menghakimi orang
pasti takut dan ndak mau berada disebelahnya. Dan I am Right, untuk tidak
menghakimi dari cara dia berpakaian. Pada saat moment semua harus berangkulan
dengan sopannya dia bertanya kepada saya apakah saya keberatan kalau dia
merangkul saya. Takjub saya,karena dia begitu sopannya memperlakukan saya.
Tidak berhenti sampai disitu saja ketika dia melihat saya tidak begitu nyaman
dengan orang yang disebelah saya karena sepertinya lagi-lagi teler karena
minuman keras, dia mengajak saya bertukar posisi dan menjaga saya. Padahal dia
tak kenal siapa saya, dan sayapun tak tahu siapa dia. Tapi dia memperlakukan
saya layak nya saudara perempuan dia. Penuh penghargaan dan rasa hormat.
So...
salahnya dimana ketika "melecehkan" perempuan ini terjadi. Kesimpulan
saya salahnya di pihak yang tak mampu mengendalikan diri. Kadang suka iri liat
suporter cewek luar negeri yang kalau nonton bola cuma pake tanktop doang, dan
ikut buka-buka an baju. Hahaha tapi balik lagi ke masalah kultural,
bagaimanapun kita hidup di negara Timur. Pasti akan jadi tontonan jika
menggunakan pakaian yang terlalu terbuka apalagi di stadion. Saya saja berani
pake baju yang kebuka sana dan sini hanya kalau saya sedang berada di Bali.
Karena hal itu sudah menjadi barang biasa disana. Mau cuma pake bra dan celana
pendek saja tidak akan diliat dengan aneh disina. ndak gumun kalau bahasa
jawannya (CMIIW karena saya ga terlalu pintar bahasa jawa) . Tapi Kalau dijogja
gak berani saya mah pke baju yang biasa saya pake di Bali. Kebuka nya dikit
aja jangan banyak - banyak karena pasti nanti jadi tontonan dan saya gak
suka jadi tontonan. Karena ketika saya memutuskan memakai apa, pertimbangan
saya hanya kenyamanan saya, bukan agar saya dibilang seksi. Tapi jika yang saya
pakai membuat saya nyaman namun lingkungan saya tidak nyaman ngelihatnya dan
akhirnya saya menjadi risih karena jadi tontonan, ya ndak saya pakai. Karena
sekali lagi saya tidak suka jadi tontonan.
So
Balik lagi ke masalah tata pakaian ke stadion, benar memang wanita boleh
memakai apapun yang mereka mau ke stadion, tapi harus diingat juga bahwa para
lelaki yang ada di stadion ini juga bukan orang suci yang pengendalian dirinya
luar biasa. Jadi ketimbang memancing lebih baik cari aman buat para wanita.
Pakailah pakaian yang sopan dan ndak buka buka an. Celana Panjang, baju kaos
yang tidak terlalu ketat dan terbuka, jangan lupa sepatu. Sedangkan untuk para
lelaki mbok inget sama-sama " no leader just together " bahwa dalam
tribun itu kita saudara. Dan saudara itu harus saling menjaga, bukan saling
merendahkan atau menyakiti. Anggap kami ini wanita kesayangan mu, kamu ndak mau
toh kalau wanita kesayangan mu direndahkan orang lain.