Minggu, 09 Juli 2017

Karena Kami Wanita Mu

Lini masa saya kali ini lagi rame banget, tentang bahasan "aturan berpakaian buat wanita di dalam stadion". Agak repot emang kalau urusan yang satu ini, karena bagaimanapun juga terjadi dua arah antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada benar atau salah kembali lagi ini soal menempatkan diri dan pengendalian diri. Sedikit sharing atau cerita tentang pengalaman saya sendiri. Saya ini tipikal cewek yang mandiri dan apa-apa biasanya ngurus sendiri dan senang melakukan sendiri. Tahun-tahun awal saya kenal PSS pun kalau nyetadion entah itu away atau home pun biasanya saya lakukan sendiri, banyak yang bilang nekat. Tapi pada saat itu saya berpikir positif bahwa dalam satu tribun itu kita semua keluarga, dan tidak akan ada keluarga yang menyakiti anggota keluarga sendiri. Tapi ternyata itu tidak sepenuhnya juga benar.
Awal saya nonton di Tribune kuning sendirian, saya dipepet sama maz-maz ketika disana, makin lama pertandingan berjalan makin rada berani godaannya, karena makin kesini kondisinya makin teler akibat alkohol. Sampe akhirnya saya harus kabur dan pindah tempat karena takut. Kondisi Pakaian saat itu? Jelas sesuai aturan, sopan dan pantas. Menggunakan Kaos, celana panjang gelap dan sepatu. Tidak ada pamer-pameran badan. Padahal saya ini mah tipe yang suka sekali pake baju yang agak buka-bukaan kalau kemana mana, bukan karena ingin pamer badan sih, tapi lebih karena suka risih orangnya. Gak betahan kalo pake yang panjang-panjang.  He he he...  abis itu "curhat" lah saya di blog pribadi dan tuiter.
Respon nya positif, tidak ada yang menyalahkan saya atau maz-maz tersebut, malah banyak yang menawari saya kalau mau nyetadion boleh bareng-bareng mereka. Biar ada yang jagain.. Sehingga akhirnya saya jadi banyak kenalan. Tapi sampe sekarang pun saya lebih sering sendiri ke stadion, bukan karena ndak mau gabung, tapi sering kali saya datengnya suka telat dan mepet karena urusan kerjaan.
 Nah itu dari maz-maz yang gak bisa menahan diri. Tapi saya juga punya pengalaman bagus dan bikin saya takjub kok pas di Tribun Kuning. Masih sama lah sebenernya tentang perlakuan pada wanita di tribun. Ketika moment saling rangkul ditribune. Maz-maz sebelah saya saat itu muka nya sangar, tatto nya banyak, kalau saya tipe yang suka menghakimi orang pasti takut dan ndak mau berada disebelahnya. Dan I am Right, untuk tidak menghakimi dari cara dia berpakaian. Pada saat moment semua harus berangkulan dengan sopannya dia bertanya kepada saya apakah saya keberatan kalau dia merangkul saya. Takjub saya,karena dia begitu sopannya memperlakukan saya. Tidak berhenti sampai disitu saja ketika dia melihat saya tidak begitu nyaman dengan orang yang  disebelah saya karena sepertinya lagi-lagi teler karena minuman keras, dia mengajak saya bertukar posisi dan menjaga saya. Padahal dia tak kenal siapa saya, dan sayapun tak tahu siapa dia. Tapi dia memperlakukan saya layak nya saudara perempuan dia. Penuh penghargaan dan rasa hormat.
So... salahnya dimana ketika "melecehkan" perempuan ini terjadi. Kesimpulan saya salahnya di pihak yang tak mampu mengendalikan diri. Kadang suka iri liat suporter cewek luar negeri yang kalau nonton bola cuma pake tanktop doang, dan ikut buka-buka an baju. Hahaha tapi balik lagi ke masalah kultural, bagaimanapun kita hidup di negara Timur. Pasti akan jadi tontonan jika menggunakan pakaian yang terlalu terbuka apalagi di stadion. Saya saja berani pake baju yang kebuka sana dan sini hanya kalau saya sedang berada di Bali. Karena hal itu sudah menjadi barang biasa disana. Mau cuma pake bra dan celana pendek saja tidak akan diliat dengan aneh disina. ndak gumun kalau bahasa jawannya (CMIIW karena saya ga terlalu pintar bahasa jawa) . Tapi Kalau dijogja gak berani saya mah pke baju yang biasa saya pake di Bali. Kebuka nya dikit aja  jangan banyak - banyak karena pasti nanti jadi tontonan dan saya gak suka jadi tontonan. Karena ketika saya memutuskan memakai apa, pertimbangan saya hanya kenyamanan saya, bukan agar saya dibilang seksi. Tapi jika yang saya pakai membuat saya nyaman namun lingkungan saya tidak nyaman ngelihatnya dan akhirnya saya menjadi risih karena jadi tontonan, ya ndak saya pakai. Karena sekali lagi saya tidak suka jadi tontonan. 
So Balik lagi ke masalah tata pakaian ke stadion, benar memang wanita boleh memakai apapun yang mereka mau ke stadion, tapi harus diingat juga bahwa para lelaki yang ada di stadion ini juga bukan orang suci yang pengendalian dirinya luar biasa. Jadi ketimbang memancing lebih baik cari aman buat para wanita. Pakailah pakaian yang sopan dan ndak buka buka an. Celana Panjang, baju kaos yang tidak terlalu ketat dan terbuka, jangan lupa sepatu. Sedangkan untuk para lelaki mbok inget sama-sama " no leader just together " bahwa dalam tribun itu kita saudara. Dan saudara itu harus saling menjaga, bukan saling merendahkan atau menyakiti. Anggap kami ini wanita kesayangan mu, kamu ndak mau toh kalau wanita kesayangan mu direndahkan orang lain.