Senin, 08 Mei 2017

Karena Hati tidak berteman dengan logika

Bagaimana mungkin, sebuah pesan pendek memporak porandakan apa yang aku coba tata selama nyaris 2 minggu. Singkat , tidak banyak basa basi " Aku Butuh Kamu, Rindu " dan the magic words tidak lupa "PLEASE". Aku harus bagaimana, kenapa kamu malah membawa kebenaran ke depan muka mu, menghancurkan semua kepura-puraan yang coba aku bangun selama 2 minggu. Dengan mengatakan kepada diri sendiri,  bahwa aku bahagia dengan apa yang sudah aku putuskan. Mencoba secara perlahan memasukkan logika ke dalam hati, bahwa cukuplah bagiku,  dengan mendoakan yang terbaik untuk mu dan kamu akan berbahagia dengan orang selain aku.  Dalam kehidupan kali ini tidak akan pernah ada kita dalam cerita kamu dan aku. Bahwa pada akhirnya kita berdua akan baik-baik saja, dengan saling berjauhan. Dan itu adalah keputusan terbaik untuk kita berdua. 

Cukup dengan empat kata, membuat sesak yang selama ini pura pura tidak aku rasakan membuncah kepermukaan, tapi bahkan dengan begitupun aku tetap tidak mampu untuk menangisi. Karena ini terlalu menyakitkan.....terlampau sedih sehingga bahkan air mata menolak untuk keluar. Sadarkah kamu, setiap kali kita berinteraksi aku merasakan kesepian yang teramat sangat. Kamu menyadarkan aku betapa sepinya aku, berjauhan dengan mu... membentengi diri dari keinginan untuk menyentuh mu... Aku mengusahakan semua yang aku mampu untuk menjauhkan kamu dari aku... tapi empat kata itu menghancurkan semua. Kemunculan mu secara tiba-tiba meruntuhkan semua yang aku perjuangkan dalam 2 minggu ini. 

Rindu?? Aku sedang mengusahakan untuk membuang semua perasaan itu, Karena Rindu ini tidak akan pernah ada titik temu. Karena ketika kita bertemu, aku tidak tau apakah aku mampu untuk melepaskan mu. Kenyamanan berada disekitar mu itu menyakitkan... ketika mengingat ini hanya sementara.... Karena pada akhirnya kita harus mengaku kalah bahwa kau bukan tercipta untukku...... banyak hati yang harus kita jaga... ada kehormatan yang harus kita lindungi..... dan apa yang kita rasakan tidak lah cukup untuk ditukar dengan duka mereka. 

Dalam masing-masing hati, kita saling memahami,  aku mencintai mu dengan segenap yang ada.... dan aku tau kamu pun begitu.... kita saling mengenal nyaris seumur hidup.... namun segala kenangan yang kita buat nyaris seumur hidup itu, tidak mampu mengalahkan 5 bulan terakhir ini,  yang membuat aku terbelenggu dalam kepura-puraan..... berpura pura bahwa aku tidak mencintai mu... berpura pura aku merelakanmu.... 

Aku harus bagaimana,...... kamu selalu menempatkan aku dalam posisi seperti ini..... kenapa kamu kembali menyadarkan hati bahwa aku merindukan mu. Sangat......... dan betapa sepi nya hari-hari ku selama ini..... 

Hati jarang sekali mau berteman dengan logika.... Aku sedang mengusahakan setidaknya Hati mau mendengarkan sedikit logika agar tidak terlalu gila. Tapi cukup dengan melihat mu, menghancurkan semuanya.......... menyadarkan bahwa aku seorang pembohong yang payah.,.... dan yah aku mencintaimu.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar