Bagaimana
saya memulai tulisan ini.. Dua Hari ini mata saya sembab mendengarkan kisah
sahabat tentang perlakuan yang dia terima dari pasangannya. Sahabat saya ini
adalah wanita yang luar biasa, di usianya yang masih sangat muda menurut saya
banyak pengorbanan yang dia lakukan, terlebih buat ke dua orang tua nya. Hal
yang bahkan jika saya berada diposisinya mungkin tidak akan pernah sanggup saya
lakukan.
Yah
dia seorang WANITA, dari sinilah curhat saya dimulai. Banyak sekali kita dengar
dan lihat, bagaimana WANITA dipandang lemah, dan rendah oleh kaum yang merasa
jika bukan karena dia, maka tidak akan mungkin ada WANITA. Entah berapa buku,
puisi dan bahkan lagu yang mengisahkan tentang penjajahan kaum lelaki pada
wanita. Dan karena hal itulah kemudian muncul apa yang kita kenal sebagai
emansipasi wanita. Yah wanita ingin kedudukkannya disetarakan dengan lelaki.
Entah ini kemajuan atau kemunduran. Dalam sudut pandang saya yang sederhana,
pada prinsipnya wanita akan berada dibawah lelaki saat dia sudah menikah. Namun
berada dibawah bukan berarti lelaki bebas menyakiti, membuatnya bersedih,
menderita dan tidak bahagia. Dalam agama yang saya percayai saat menikah maka
panutan bagi seoarang wanita bukan lagi orang tua nya, namun berpindah kepada
suaminya. Dan saat amanah ini berpindah, sering kali yang diingat laki-laki
hanyalah bahwa dia “mutlak” dipatuhi, dan lupa bahwa kemuliaannya sekarang
tergantung kepada bagaimana dia memuliakan istrinya. Penyeimbang yang diberi
Tuhan atas kepatuhan wanita pada suami nya adalah anaknya. Yah.. itu adalah
anaknya.. saat wanita melahirkan anaknya, derajat wanita tersebut lebih mulia
dari siapapun bagi si anak, namun bukan berarti sang Bapak juga tidak mulia.
Coba lihat bagaimana siklus dan aturan yang sempurna ini Tuhan berikan, bagi
sang istri kepatuhannya adalah pada suami, dan bagi sang anak kepatuhan utama
adalah kepada sang ibu. Saat sang Bapak mampu memuliakan sang ibu, maka ibu pun
akan mampu membuat anaknya memuliakan kedua nya. Alangkah indahnya jika fungsi
dijalankan sesuai dengan porsi yang sudah digariskan.
Namun
beberapa bulan belakangan ini, hatiku terasa miris sekali. Entah apa yang ada
dalam pikiran pasangan sahabat-sahabat ku itu. Memperlakukan sahabat-sahabat ku
dengan tidak semestinya. Pada Tuhan mereka berjanji akan menjaga nya, namun
mereka menyakiti nya. Pada Orang tua nya mereka meminta dan berjanji
membahagiakannya namun mereka malah menghilangkan senyum dari wajahnya. Entah
khilaf, atau kebiasaan... mereka memperlakukan istri-istri mereka seperti itu.
Tulisan ini bukan untuk menyamaratakan bahwa semua lelaki akan berlaku seperti
itu. Hanya ingin sedikit mengingatkan para lelaki yang siapa tau iseng-iseng
saja membaca diary melow ini... Jadi lelaki ingatlah tentang hal ini :
1.
Saat kalian meminta kami para wanita dari orang
tua kami, dan dengan berjanji di depan Tuhan untuk menjaga kami. Maka tepati
lah janji itu.. Jika suatu saat kalian sedikit lupa dan berbelok dari janji
itu, maka ingatlah hal sederhana, namun paling penting dalam hidup mu... Ya
ingatlah IBU mu.. perlakukan lah istrimu sebagaimana engkau berharap ayah mu
memperlakukan IBU mu...
2.
Saat istri bertahan meski tersakiti ingatlah hal
ini... mereka bertahan bukan karena lemah dan tidak bisa hidup tanpamu. Mereka
bertahan karena mereka lebih kuat dari apa yang engkau kira. Demi alasan yang
lebih mulia... entah karena ingin mempertahankan janji di depan Tuhan yang
sudah terucap atau demi hal penting lainnya yaitu sang anak..
3.
Ingatlah saat sang istri berjuang agar tetap
bertahan disamping mu dengan segala daya yang dia mampu.. Yang mesti engkau
ingat adalah saat dia menyerah dan berhenti maka itu akan untuk selamanya. Dan mungkin
saat engkau menyadarinya hal itu mungkin sudah sangat terlambat.
4.
Istri yang penurut, tidak membantah mungkin akan
terlihat membosankan. Namun bukankan saat engkau berlayar engkau ingin lautan
yang tenang agar sampai selamat pada tujuan akhir. Lautan yang banyak riak dan
gelombang, dicari pada saat kalian hanya ingin bersenang-senang? Maka bedakanlah...
sudah ingin berlayar atau hanya sekedar “Surfing” sebelum engkau mengucap janji
yang paling tinggi. Janji dihadapan Tuhan...
5.
Dengan memuliakan istri mu.. maka engaku pun
telah memuliakan dirimu sendiri dan keluarga mu... sehingga Tuhan pun nanti nya
akan memuliakanmu..
6.
Jika ada kala nya engkau para suami tidak tahan
terhadap tingkah laku istri, tegurlah secara baik-baik... Jangan menyakitinya
secara lisan ataupun fisik. Ingatlah hal ini jika engkau menyakitinya.. anakmu
lah yang akan menerima beban dan rasa sakit pada akhirnya.
Saat ini hanya itu yang ingin saya sampaikan kepada
kaum adam, dan maaf jika menyinggung atau menyakitkan. Ini hanyalah sekedar
curhatan seorang wanita .... Penutup saya ingin sekali lagi kita sama-sama
merenungkan :
“wanita
memang terlahir dan tercipta dari tulang rusuk laki-laki. Hanya karena dari
laki-laki lah wanita berasal. Bukan berarti mereka lemah dan bisa diperlakukan
semena-mena. Tuhan mengambil Tulang Rusuk dan kemudian menciptakan manusia
bukan tanpa alasan. Tulang rusuk adalah pelindung dan penjaga dari jantung agar
tetap aman untuk berdetak. Selemah-lemah nya fungsi tulang rusuk, dia lah
penjaga dari detak Hidupmu. Maka muliakanlah dia.. jagalah dia sebagaimana dia
menjagamu... Adam bisa hidup sendirian, namun tanpa hawa adam tidak bisa
menikmati apa yang dinamakan kehidupan. Tuhan bisa saja menciptakan hawa dari
dzat yang berbeda bukan dari bagian Tubuh adam. Namun saat itu Tuhan memilih
untuk menciptakan Hawa dari bagian tubuh adam. Saat itu Tuhan berpesan pada
Adam.. Tuhan menciptakan Adam dengan “sempurna” , dan saat Adam meminta Hawa
tercipta maka Tuhan memecah “kesempurnaan” yang ada pada Adam. Hidup Adam akan
kembali “sempurna” saat Adam kembali bersatu dengan apa yang dulu Tuhan
pisahkan dari Adam.
Sekali
lagi... ini hanya sekedar curhatan dan tulisan yang tidak ditujukan demi
menyalahkan pihak lainnya. Dan ini aku persembahkan kepada para mommy-mommy
hebat dan luar biasa....